<p>Presiden Joko Widodo  / Setneg.go.id</p>
Nasional

Simpanan Pemda di Bank Tumbuh 11,2 Persen, Jokowi Mengeluh

  • Presiden Joko Widodo mengeluhkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang lambat. Hal itu nampak dari simpanan pemerintah daerah (Pemda) di perbankan yang mencapai Rp182 triliun hingga akhir Maret 2021.

Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengeluhkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang lambat. Hal itu nampak dari simpanan pemerintah daerah (Pemda) di perbankan yang mencapai Rp182 triliun hingga akhir Maret 2021.

Simpanan Pemda di perbankan itu tumbuh 11,22% month to month (mtm) atau naik Rp18,39 triliun dari posisi Februari 2021.  Sementara itu, simpanan Pemda tercatat tumbuh 2,71% year on year (yoy) dibandingkan Maret 2020.

Adapun total dana APBD tahun ini merangkak naik dari Rp880,7 triliun pada 2020 menjadi Rp984,3 triliun pada tahun ini.

Menurut Jokowi, dana tersebut seharusnya bisa dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkap pentingnya belanja daerah demi mengerek kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia ke zona positif pada kuartal II 2021.

“Akhir Maret saya lihat di perbankan daerah ada Rp 182 triliun.  Naik 11,2 persen. Artinya tidak segera dibelanjakan,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia tahun 2021 di Istana Kepresidenan, Rabu 28 April 2021.

Kondisi itu diperparah dengan realisasi program Bantuan Langsung Tunai (BLT) desa yang baru mencapai Rp1,5 triliun atau 32% dari pagu anggaran. “Saya ingatkan kembali karena itu penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” tegas Jokowi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, lambatnya realisasi belanja APBD dapat menghambat proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pemerintah daerah perlu meningkatkan penggunaan APBD. Realisasinya hingga Maret Rp137,6 triliun, lebih rendah dibanding Maret tahun lalu yang mencapai Rp177 triliun,” ungkap Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat, Kamis 29 April 2021.

Secara keseluruhan, realisasi APBD hingga akhir Maret 2021 mencapai Rp80,9 triliun. Capaian belanja ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp106,67 triliun.

“Pendapatannya tinggi tapi belanjanya rendah. Ini menjadi pelajaran karena APBD harus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi karena APBN kita sudah bekerja sangat keras,” ucap Sri Mulyani.