Sinergi Hulu Hilir Perunggasan Penting untuk Genjot Sektor Jagung
- Untuk membantu para peternak rakyat, pemerintah akan melakukan impor jagung pakan sebanyak 500.000 ton.
Nasional
JAKARTA - Badan Pangan Nasional upayakan pembangunan sinergi hulu hilir di sektor perunggasan terus diupayakan pemerintah.
Upaya ini menjadi mendesak karena tantangan yang ada dalam sektor ini terkait dengan produksi dan stabilitas harga jagung sebagai salah satu komponen penting dalam rantai produksi.
“Yang harus dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) adalah fokus pada peningkatan produksi jagung di hulu." ujar Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi saat menerima aspirasi para peternak layer pada Rabu, 18 Oktober 2023 di Kantor Badan Pangan Nasional, Jakarta.
Acuannya, menurut Prasetyo tentu dari data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah diumumkan. Sementara di hilir, Badan Pangan Nasional berfokus pada penguatan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) jagung dan stabilisasi harga.
BPS pada 16 Oktober 2023 lalu telah merilis data KSA BPS tentang luas panen dan produksi jagung. Menurut data tersebut, luas panen jagung diperkirakan mencapai 2,49 juta hektar atau mengalami penurunan sebanyak 0,28 juta hektar atau 10,03% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
- Korea Terdepan dalam Praktik Kerja Jarak Jauh di Asia
- Sukses Pimpin Transformasi PLN, Darmawan Prasodjo Raih The Asia HRD Awards 2023
- Ada Aturan Spin Off, 2 Perusahaan Asuransi Bakal Tutup Unit Usaha Syariah
Sementara itu, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% pada tahun 2023 mencapai 14,46 juta ton. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,07 juta ton atau 12,50% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dengan adanya koreksi data tersebut, ini menjadi momentum yang baik bagi pemerintah untuk semakin meningkatkan kinerjanya. Tugas kami tentu melayani. Tidak ada eksklusivitas baik di Kementan maupun Badan Pangan Nasional,” beber Arief.
Berdasarkan estimasi dalam neraca jagung nasional, diprediksi dalam empat bulan terakhir tahun 2023 akan terjadi defisit dalam neraca bulanan jagung. Data dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional pada tanggal 18 Oktober 2023 menunjukkan harga rata-rata jagung pipilan kering di tingkat petani mencapai Rp5.510 per kilogram, melebihi Harga Acuan Pemerintah (HAP) yang sebesar Rp3.970 per kilogram. Di tingkat konsumen, harga rata-rata jagung pipilan kering mencapai Rp7.282 per kilogram yang juga melebihi HAP yang sebesar Rp5.000 per kilogram.
Impor Jagung
Untuk membantu para peternak rakyat yang memerlukan pasokan jagung pakan yang memadai, pemerintah akan melakukan impor sebanyak 500.000 ton jagung dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga di tingkat peternak. Pada tahap awal, pemerintah akan mengimpor jagung sebanyak 250.000 ton.
Arief menekankan proses impor jagung akan dilakukan dengan hati-hati dan akan mempertimbangkan agar harga jagung di tingkat petani tetap stabil. Oleh karena itu, data mengenai peternak yang akan menerima jagung pakan harus detail, termasuk nama dan alamat, dan akan dikomunikasikan bersama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan serta Dinas Pertanian/Pangan di tingkat daerah.
Ketua Presidium Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN), Yudianto Yosgiarso mengatakan jagung merupakan permasalahan mendesak bagi para peternak karena menjadi pakan utama ayam petelur. Karena itu, pihaknya berkomitmen untuk membantu pelaksanaan pendataan para peternak yang akan menyerap jagung pakan tersebut.
“Kami siap membantu pendataan peternak yang benar-benar bisa didata untuk penyerapan. Kita harus sama-sama terbuka. Kami ingin menunjukkan peternak yang ada dan berkomitmen untuk menyerap jagung pakan tersebut,” ujar Yudianto.