Sinergi Pemerintah Dan Pengembang Properti Bangun Stasiun Ekstensi Tigaraksa Dan Fly Over Tenjo
- Kolaborasi strategis Pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur transportasi massal sangat diperlukan, guna mengoptimalkan penggunaan transportasi massal
Nasional
JAKARTA – Kolaborasi strategis Pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur transportasi massal sangat diperlukan, guna mengoptimalkan penggunaan transportasi umum seperti kereta api, bus dan lainnya.
Situasi ini akan menciptakan mobilitas masyarakat produktif, terutama aktivitas yang dilakukan dari wilayah satu dengan lainnya yang membutuhkan waktu secara efektif dan efisien.
Kerjasama inilah yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Agung Podomoro Land Tbk. melalui PT Mitra Abadi Utama (pengembang Kota Podomoro Tenjo) pada acara Pencanangan Pembangunan Stasiun Ekstensi Tigaraksa dan Flyover Tenjo yang dilaksanakan hari ini di kawasan Tenjo, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Hadir dalam acara pencanangan di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, PLT. Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulmafendi, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha KAI Sandry Pasambuna, Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN Desty Arlaini, Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan, dan Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk. Bacelius Ruru.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa dan Fly Over Tenjo sejalan dengan visi misi presiden Joko Widodo tentang pentingnya konektivitas.
Dia mengatakan pembangunan sarana ini akan mempermudah konektivitas masyarakat khususnya di kawasan Tenjo dan sekitarnya.
“Termasuk juga bagaimana kita mengusahakan konektivitas itu tidak dari APBN. Oleh karenanya saya mengapresiasi yang dilakukan PT KAI, Pemda Bogor, dan Agung Podomoro yang membangun stasiun ekstensi dan fly over ini,” katanya.
Budi mengatakan Jakarta sudah sepatutnya menghitung secara kalkulatif tentang daerah pendukung.
“Oleh karenanya Jabodetabek kami perhitungkan sebagai daerah pendukung, dan angkutan massal menjadi keharusan. Kita tahu kalau angkutan massal itu akan mereduksi kemacetan dan ongkos perjalanan, serta dapat menjaga lingkungan. Satu kali jalan kita mendapat banyak manfaat,” ucapnya.
Menhub mengajak masyarakat untuk menggunakan angkutan umum massal dalam beraktivitas.
“Kalau menggunakan mobil pribadi dari Jakarta ke sini (Tenjo, Kabupaten Bogor) bisa dua jam lebih. Tetapi dengan KRL dari Palmerah (Jakarta) ke sini tidak lebih dari 40 menit,” katanya.
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk. Bacelius Ruru mengatakan pembangunan stasiun ekstensi dan fly over Tenjo ini merupakan bagian dari konsep Grand Transit Oriented Development (TOD) Kota Podomoro Tenjo.
Sebagai bagian dari pelaku industri properti tanah air, Agung Podomoro melihat penerapan TOD menjadi prioritas untuk mengoptimalkan penggunaan transportasi umum seperti kereta api sehingga dapat mewujudkan kota yang produktif, efisien, dan berkelanjutan.
“Kami menyediakan hunian berkualitas sepaket dengan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan ini tidak memiliki hambatan dalam kehidupan produktifnya,” katanya.
Sebagai bagian dari pengembang tepercaya, terintegrasi, dan terdepan Agung Podomoro, Kota Podomoro Tenjo diproyeksikan sebagai The Next Serpong di mana kehadirannya akan memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian berkualitas dengan harga terjangkau.
Adapun Grand TOD Kota Podomoro Tenjo dibangun di lahan seluas 2,2 hektare dan terintegrasi langsung dengan Stasiun Tigaraksa, yang dilengkapi dengan akses Transjakarta, dan LRT. Lokasi TOD juga dekat dengan pintu gerbang Tol Cileles, yakni hanya 2 km dari ruas tol Serpong – Balaraja.
Dengan demikian, waktu tempuh menuju Jakarta menjadi 40 menit dan menuju Serpong hanya 20 menit.
Ruru menjelaskan pengembangan Grand TOD yang berkolaborasi dengan pemerintah dan BUMN ini juga akan menciptakan multiplier effect yang luas, sehingga membuka peluang lapangan pekerjaan dan berkontribusi secara ekonomi yang optimal, khususnya perekonomian daerah.
“Mewujudkan kota modern terintegrasi dengan angkutan massal juga merupakan bagian dari upaya Agung Podomoro dalam menggerakkan ekonomi yang lebih luas,” katanya.
Selain itu, aksesibilitas dan transportasi yang memadai merupakan komitmen perusahaan sejak awal proyek ini direncanakan untuk memastikan bahwa seluruh penghuni tidak hanya mendapatkan hunian terbaik, tetapi juga kawasan yang mudah dijangkau.
Pada area ini juga terdapat area komersial, pasar modern, shuttle bus, serta park and ride. Lokasinya juga dekat dengan central business district (CBD) area di ROW terbesar Kota Podomoro Tenjo.
Sejak diluncurkan 2 tahun lalu, Kota Podomoro Tenjo disambut sangat baik oleh masyarakat luas. Hal ini ditandai dengan terjualnya 4.400 unit rumah yang didominasi oleh kaum milenial yang membeli rumah pertama.
“Seiring dengan pemulihan ekonomi, geliat industri properti juga perlahan bangkit, dan Kota Podomoro Tenjo telah siap untuk memenuhi permintaan properti yang tinggi dari masyarakat,” katanya lagi.
Kota Podomoro Tenjo merupakan kawasan hunian yang dibangun di lahan seluas 650 hektare (ha) dengan berbagai tipe hunian. Tidak hanya itu, Kota Podomoro Tenjo juga dikembangkan dengan area komersial.
Hunian Kota Podomoro Tenjo akan dilengkapi dengan beragam fasilitas, seperti club house berfasilitas premium dengan private cinema, multifunction room, indoor games, pool bar, swimming pool, fitness center, sunset deck, children playground hingga co-working space.
Kawasan ini juga didukung dengan area yang masih asri dengan green belt pertama di Indonesia, yaitu area terbuka hijau yang memanjang 2,5 km dengan konsep car-free living, di mana terdapat jalur khusus sepeda (bikelane) di setiap jalan utama.