Singapura Larang Penggalangan Dana untuk Pengaruhi Pilpres Indonesia
- Mereka menyadari adanya tuduhan baru-baru ini yang beredar secara online bahwa Singapura mungkin akan digunakan sebagai platform untuk pemilihan presiden Indonesia yang akan datang. Ini termasuk klaim bahwa ada dana di Singapura yang dimaksudkan untuk mendukung kandidat tertentu.
Dunia
JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura memperingatkan agar tidak melakukan kampanye politik atau penggalangan dana di Singapura untuk pilpres Indonesia.
Mereka menyadari adanya tuduhan baru-baru ini yang beredar secara online bahwa Singapura mungkin akan digunakan sebagai platform untuk pemilihan presiden Indonesia yang akan datang.
Ini termasuk klaim bahwa ada dana di Singapura yang dimaksudkan untuk mendukung kandidat tertentu. Lebih dari 204 juta warga Indonesia akan memberikan suara mereka pada 14 Februari untuk pemilihan presiden dan wakil presiden yang baru, serta anggota parlemen tingkat nasional, regional, dan kota.
- Barito Renewables (BREN) Resmi Akuisisi Dua PLTB Ini Seharga Rp72,8 Miliar
- Saham Asri Karya Lestari (ASLI) Oversubscribed Hingga 70 Kali
- Kasus Ledakan Smelter Nikel PT ITSS Naik ke Tahap Penyidikan
MHA mengatakan pemerintah Singapura mengambil sikap yang jelas dan tegas terhadap impor politik negara lain ke Singapura. “Orang yang berkunjung, bekerja atau tinggal di Singapura tidak boleh menggunakan Singapura untuk melakukan kampanye politik atau penggalangan dana untuk memajukan agenda politik di luar negeri,” tambah kementerian tersebut.
“Kami akan menangani dengan tegas setiap individu atau kelompok yang ditemukan melakukannya, termasuk penghentian fasilitas imigrasi.”
Dalam video YouTube yang diunggah pada November 2023 oleh mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia, Abraham Samad, diduga Singapura termasuk di antara tiga negara yang berusaha mempengaruhi pemilihan di Indonesia. Dua negara lainnya diduga adalah Amerika Serikat dan China.
Video yang telah ditonton lebih dari 2 juta kali itu memperlihatkan Abraham mewawancarai pengusaha dan analis geopolitik Mardigu Wowiek Prasantyo. Mereka mengklaim ada dana di Singapura untuk pasangan calon tertentu. Uang itu diduga dari orang asing atau oligarki. Mereka tidak menyebutkan nama kandidat yang terkait kasus tersebut.
Lebih dari 204 juta warga Indonesia akan memberikan suara mereka pada 14 Februari untuk presiden berikutnya. Calon presiden tersebut adalah mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mantan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Bulan lalu, badan intelijen keuangan Indonesia mengatakan telah menemukan transaksi mencurigakan yang melibatkan triliunan rupiah terkait pemilu legislatif mendatang. “Transaksi tersebut melibatkan ribuan individu dengan berbagai afiliasi politik,” kata Pusat Laporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang dikutip dari CNA, Jumat, 5 Januari 2024.
“Kami telah mengamati penyimpangan yang menandakan potensi pembayaran gelap,” ujar kepala PPATK Ivan Yustiavandana, kepada media Indonesia.
- Reshuffle Manajemen Pelindo, Erick Thohir Cabut Muchtar Luthfi Mutty dari Dewan Komisaris
- ASDP Angkut 2,6 Juta Penumpang Penyeberangan Selama Libur Nataru
- Anugerah Spareparts (AEGS) Gandeng Lupromax, Bidik Penjualan Rp33 Miliar
“Kita berbicara triliunan, kita berbicara dalam jumlah yang sangat besar, kita berbicara tentang ribuan nama, kita berbicara tentang semua partai politik.”
Meskipun tidak menyebutkan nama kandidat yang terlibat, tetapi mengatakan penyelidikan dilakukan terhadap orang-orang yang terdaftar sebagai calon legislatif terdaftar.