<p>ilustrasi: Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G Kusuma (kiri) membagikan paket sembako kepada warga terdampak Covid-19 di wilayah Jabodetabek. Sebanyak total 2.000 paket Sembako disalurkan untuk masyarakat terdampak Covid-19 oleh karyawan AXA Mandiri sebagai peran aktif terhadap kegiatan Mandirian Cinta Indonesia, yaitu program bantuan bersama grup usaha yang tergabung dalam Mandiri Group. Kegiatan ini juga bagian dari rangkaian kepedulian perusahaan untuk menyalurkan donasi berupa paket sembako, vitamin dan alat pelindung diri (APD) bagi masyarakat terdampak pandemi, serta rumah sakit yang membutuhkan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Sinkronisasi Data Penting dalam Penyaluran Bansos

  • JAKARTA- Sinkronisasi data sangat penting untuk mempermudah proses penyaluran bantuan sosial maupun BLT Dana Desa agar benar-benar tepat sasaran. “Sinkronisasi data itu teramat penting bagi kita semua karena kita harus membuat kebijakan berdasarkan data yang dapat dipercaya dan kredibel,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam seminar virtual di Jakarta, Rabu 10 Juni […]

Nasional
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Sinkronisasi data sangat penting untuk mempermudah proses penyaluran bantuan sosial maupun BLT Dana Desa agar benar-benar tepat sasaran.

“Sinkronisasi data itu teramat penting bagi kita semua karena kita harus membuat kebijakan berdasarkan data yang dapat dipercaya dan kredibel,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam seminar virtual di Jakarta, Rabu 10 Juni 2020.

Suharso mengatakan pemuktahiran dan sinkronisasi data antar berbagai sektor maupun lembaga pemerintahan belum maksimal dalam menentukan calon penerima manfaat.

Saat ini pendataan warga yang berhak mendapatkan bantuan sosial dan BLT Dana Desa masih terhambat oleh pergerakan demografi penduduk yang dinamis maupun pandemi COVID-19 yang meluas.

“Kalau data tidak dapat dipercaya dan kredibel, maka akan sulit sekali data-data itu bisa dipakai sebagai evidence-based policy termasuk untuk membuat analisis,” katanya.

Oleh karena itu, ia memastikan pemerintah akan terus mendorong penguatan data dalam penyaluran bantuan sosial dan BLT Dana Desa melalui koordinasi antar pihak terkait.

Salah satu hal yang diupayakan adalah sinkronisasi data dalam Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mempermudah pelacakan masyarakat yang membutuhkan bantuan.

“Data dari Dukcapil ini memiliki posisi penting. Data NIK ini menjadi single identity number dan menjadi semacam QR Code bagi seseorang, ini yang harus dikejar. Jangan sampai QR Code-nya berantakan,” katanya sebagaimana dikutip Antara.

Ia memastikan pemberian jaring pengaman sosial untuk mengatasi dampak COVID-19 itu dapat memberikan dampak signifikan bagi kesehatan, ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi menambahkan masyarakat desa berperan penting dalam mengidentifikasi calon penerima manfaat.

Selain itu, menurut dia, masyarakat desa juga mempunyai tugas yang krusial dalam menjaga transparansi penyaluran BLT Dana Desa kepada warga yang membutuhkan.

Dalam pandangannya, data yang baik adalah data yang betul-betul mencerminkan kondisi lapangan dan itu terjadi kalau dilaksanakan dari level paling bawah atau bottom-up.

Hal ini terlihat dari proses penentuan keluarga penerima manfaat yang telah dilakukan berjenjang dan melibatkan masyarakat dengan pengumpulan data dimulai dari tingkat RT dan relawan desa.

“Daftar ini kemudian diverifikasi dan divalidasi, serta ditetapkan melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus). Hasil Musdesus ini disahkan bupati atau wali kota,” kata Anwar.