<p>Kuasa hukum PT Batam Sentralindo Julius Singara (kiri) melakukan serah terima nota kesepahaman (MoU) dengan Kuasa hukum Sinomart KTS Development Ltd Johnson Panjaitan (kanan), disaksikan Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso (tengah) dan Deputi VII &#8211; Kerjasama Ekonomi International Menko Perekonomian Rizal Affandi Lukman (kedua kanan), Staf Ahli Menko Perekonomian Elen Setiadi (paling kiri) dan Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam Enoh Suharto Pranoto (paling kanan), di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, (29/7). Sinomart KTS Development (anak perusahaan dari Sinopec, China) dan PT Batam Sentralindo sepakat untuk melanjutkan rencana investasi proyek pembangunan Depo Minyak di Batam, Kepulauan Riau senilai USD 841 Juta  atau lebih dari Rp 12,19 Triliun. / Istimewa</p>
Industri

Sinopec Realisasikan Proyek Depo Minyak di Batam Rp12 Triliun

  • JAKARTA – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meminta Sinopec Group untuk segera merealisasikan pembangunan depo minyak yang sudah terhenti selama 8 tahun di Batam, Kepulauan Riau. “Sinomart KTS Development Ltd atau anak perusahaan dari Sinopec dan PT Batam Sentralindo telah sepakat untuk melanjutkan rencana investasi proyek pembangunan depo minyak di Batam,” ujar Sekretaris Kemenko Bidang […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meminta Sinopec Group untuk segera merealisasikan pembangunan depo minyak yang sudah terhenti selama 8 tahun di Batam, Kepulauan Riau.

“Sinomart KTS Development Ltd atau anak perusahaan dari Sinopec dan PT Batam Sentralindo telah sepakat untuk melanjutkan rencana investasi proyek pembangunan depo minyak di Batam,” ujar Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Kesepakatan tersebut, kata Susi, telah dituangkan dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang ditandatangani oleh kedua pihak pada 29 Juli 2020. Pada kesempatan tersebut, pihaknya turut hadir sebagai saksi sekaligus bentuk pengawalan realiasasi proyek depo minyak tersebut.

“Kemenko Perekonomian dan BP Batam bertindak sebagai mediator dari kedua perusahaan. Kami akan terus mengawal proses persiapan hingga pembangunan fisik sehingga dapat segera terlaksana,” tambahnya.

Menurutnya, proyek tersebut sangat penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. Selain itu, pembangunan depo minyak juga dapat menjadi pembangkit utama perekonomian di tengah pandemi COVID-19.

Percepatan pembangunan proyek depo minyak, katanya, diharapkan dapat menggerakkan aktivitas ekonomi di Batam dan sekitarnya. Ketersediaan lapangan kerja dari proyek ini, menurut Susi, akan memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat daerah.

“Syarat-syarat pembangunan dan proyek ini didukung penuh oleh pemerintah dari kedua negara,” ungkapnya.

Mangkrak Sejak 2012

Diketahui, pembangunan proyek depo minyak berkapasitas 2,6 juta kiloliter ini sudah diinisiasi sejak tahun 2020. Groundbreaking proyek ini pun sudah dilakukan pada 10 Oktober 2012 di lahan seluas 75 hektare di kawasan industri Westpoint Maritime Industrial Park, Batam.

Adapun biaya investasi ditargetkan sebesar US$841 juta atau lebih dari Rp12,19 triliun (kurs Rp14.509 per dolar Amerika Serikat).

Dalam penandatanganan MOU tersebut, PT Batam Sentralindo sebagai pemilik Kawasan Industri West Point Maritime Industrial Park diwakili oleh Dr. Julius Singara S.H, selaku Direksi. Sementara itu, Sinomart diwakili oleh Johnson Panjaitan, S.H.

Acara penandatanganan disaksikan oleh Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi VII Kemenko Perekonomian Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman, dan Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Menko Koordinator Bidang Perekonomian Elen Setiadi, serta perwakilan Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam Enoh Suharto Pranoto. (SKO)