Sinopec Realisasikan Proyek Depo Minyak di Batam Rp12 Triliun
JAKARTA – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meminta Sinopec Group untuk segera merealisasikan pembangunan depo minyak yang sudah terhenti selama 8 tahun di Batam, Kepulauan Riau. “Sinomart KTS Development Ltd atau anak perusahaan dari Sinopec dan PT Batam Sentralindo telah sepakat untuk melanjutkan rencana investasi proyek pembangunan depo minyak di Batam,” ujar Sekretaris Kemenko Bidang […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian meminta Sinopec Group untuk segera merealisasikan pembangunan depo minyak yang sudah terhenti selama 8 tahun di Batam, Kepulauan Riau.
“Sinomart KTS Development Ltd atau anak perusahaan dari Sinopec dan PT Batam Sentralindo telah sepakat untuk melanjutkan rencana investasi proyek pembangunan depo minyak di Batam,” ujar Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Sabtu, 1 Agustus 2020.
Kesepakatan tersebut, kata Susi, telah dituangkan dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang ditandatangani oleh kedua pihak pada 29 Juli 2020. Pada kesempatan tersebut, pihaknya turut hadir sebagai saksi sekaligus bentuk pengawalan realiasasi proyek depo minyak tersebut.
“Kemenko Perekonomian dan BP Batam bertindak sebagai mediator dari kedua perusahaan. Kami akan terus mengawal proses persiapan hingga pembangunan fisik sehingga dapat segera terlaksana,” tambahnya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurutnya, proyek tersebut sangat penting untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. Selain itu, pembangunan depo minyak juga dapat menjadi pembangkit utama perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
Percepatan pembangunan proyek depo minyak, katanya, diharapkan dapat menggerakkan aktivitas ekonomi di Batam dan sekitarnya. Ketersediaan lapangan kerja dari proyek ini, menurut Susi, akan memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat daerah.
“Syarat-syarat pembangunan dan proyek ini didukung penuh oleh pemerintah dari kedua negara,” ungkapnya.
Mangkrak Sejak 2012
Diketahui, pembangunan proyek depo minyak berkapasitas 2,6 juta kiloliter ini sudah diinisiasi sejak tahun 2020. Groundbreaking proyek ini pun sudah dilakukan pada 10 Oktober 2012 di lahan seluas 75 hektare di kawasan industri Westpoint Maritime Industrial Park, Batam.
Adapun biaya investasi ditargetkan sebesar US$841 juta atau lebih dari Rp12,19 triliun (kurs Rp14.509 per dolar Amerika Serikat).
Dalam penandatanganan MOU tersebut, PT Batam Sentralindo sebagai pemilik Kawasan Industri West Point Maritime Industrial Park diwakili oleh Dr. Julius Singara S.H, selaku Direksi. Sementara itu, Sinomart diwakili oleh Johnson Panjaitan, S.H.
Acara penandatanganan disaksikan oleh Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi VII Kemenko Perekonomian Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman, dan Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum dan Ketahanan Ekonomi Menko Koordinator Bidang Perekonomian Elen Setiadi, serta perwakilan Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam Enoh Suharto Pranoto. (SKO)