Sinyal Baik, Penjualan Eceran Membaik Meski Masih Fase Kontraksi
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei penjualan eceran pada Juli 2020 mulai membaik. Meskipun masih dalam fase kontraksi, Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar -12,3% year-on-year (yoy), lebih baik dibandingkan bulan Juni 2020 yang sebesar -17,1% yoy. Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, perbaikan penjualan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei. “Namun, penjualan pada kelompok […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei penjualan eceran pada Juli 2020 mulai membaik. Meskipun masih dalam fase kontraksi, Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar -12,3% year-on-year (yoy), lebih baik dibandingkan bulan Juni 2020 yang sebesar -17,1% yoy.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, perbaikan penjualan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei.
“Namun, penjualan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami masih terkontraksi sebesar -1,9% yoy,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meskipun demikian, katanya, hal itu sudah cukup baik sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat dan implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Kinerja penjualan eceran diprakirakan terus membaik pada Agustus 2020, ditopang hampir seluruh kelompok barang. Pertumbuhan IPR Agustus 2020 diperkirakan sebesar -10,1% yoy, membaik dari bulan sebelumnya.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau juga diperkirakan mulai mencatat pertumbuhan positif pada Agustus 2020. Sementara itu, kelompok barang yang lain diprakirakan juga mengalami perbaikan dengan kontraksi yang menurun, kecuali kelompok barang pelengkapan rumah tangga lainnya.
Adapun dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang atau Oktober 2020 dan Januari 2021, diperkirakan meningkat.
.Indikasi peningkatan harga tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 dan 6 bulan mendatang masing-masing sebesar 133,7 dan 157,7, lebih tinggi daripada periode sebelumnya masing-masing sebesar 131,5 dan 156,1.
“Responden memperkirakan kenaikan harga tersebut dipengaruhi gangguan distribusi barang dan jasa seiring dengan masuknya musim hujan,” tutur Onny.