Atlet disabilitas berpelukan usai bertarung di salah satu nomor atletik di ajang Peparnas XVII Solo 2024, beberapa waktu lalu. (Official)
Olahraga

Sisi Lain Peparnas 2024: Tak Hanya Berkompetisi, Tapi Jalin Silaturahmi

  • Ada yang selalu dinantikan di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) selain perebutan menuju gelar juara. Lebih dari itu, ajang disabilitas bergengsi tingkat nasional tersebut menawarkan persahabatan hangat di setiap gelarannya.

Olahraga

Chrisna Chanis Cara

KARANGANYAR—Ada yang selalu dinantikan di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) selain perebutan menuju gelar juara. Lebih dari itu, ajang disabilitas bergengsi tingkat nasional tersebut menawarkan persahabatan hangat di setiap gelarannya. 

Ya, meski di lapangan mereka bertanding mati-matian, jalinan kekeluargaan selalu mengemuka di balik layar. Sambutan hangat itu benar-benar dirasakan Zaenal Abidin, atlet para catur tuna daksa dari Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Peparnas XVII Solo 2024 memang spesial bagi Zaenal karena menjadi kesempatan perdananya bertanding di ajang disabilitas level nasional tersebut. Meski berstatus debutan, tak butuh waktu lama bagi atlet 53 tahun itu untuk mendapatkan kawan-kawan baru di Solo. 

“Peparnas bikin saya bisa kenal teman-teman luar daerah, menambah persaudaraan. Ini yang paling berkesan bagi saya,” ujarnya saat ditemui TrenAsia di sela kompetisi di Hotel Lorin D’Wangsa, Colomadu, Karanganyar, Senin, 7 Oktober 2024. 

Terasa Dekat

Zaenal mengaku sudah berkenalan dengan sederet atlet dari kontingen lain seperti Jawa Barat, Maluku, Papua, Sumatra Barat serta tuan rumah Jawa Tengah. “Banyak sekali (kawan baru). Kami terasa dekat meski baru pertama bertemu. Mungkin disatukan karena sama-sama disabilitas,” ujar atlet asal Lombok Barat itu. 

Atlet para catur asal Sulawesi Utara, Diki L, juga merasakan kehangatan yang sama. Dia mengaku selalu menunggu-nunggu ajang Peparnas agar dapat bertemu kembali dengan rekan atlet di Nusantara. “Peparnas ini beda dengan kejuaraan di tingkat kota atau provinsi. Di sini kita bisa bertemu teman-teman se-Indonesia. Jadi saya senang sekali.”

Sementara itu, ajang Peparnas turut menjadi ajang silaturahmi dan berbagi wawasan untuk M. Subhan. Atlet para bulu tangkis asal DKI Jakarta itu mengatakan Peparnas menjadi momentum langka untuk saling bertukar pikiran. “Selain kangen-kangenan dan silaturahmi, biasanya kita diskusi soal kendala di daerah masing-masing,” ujarnya.

Atlet para badminton Peparnas XVII asal Jakarta, M. Subhan. (TrenAsia/Chrisna Chanis Cara)

Dia mengaku cukup sering ditanya atlet provinsi lain mengingat Jakarta yang menjadi salah satu barometer untuk pengembangan atlet disabilitas. “Patokannya kan selalu Jakarta. Jadi di sini kita bisa sharing agar ke depan ada pemerataan akses bagi difabel di seluruh Indonesia,” ujarnya. 

Atlet para badminton asal Jawa Tengah, Karnadi, mengaku selalu merindukan atmosfer persahabatan di tiap pertandingan Peparnas. Menurutnya, ada hal unik di yang mengiringi laga atlet disabilitas. 

Baca Juga: Efek Peparnas Solo, Omzet Wedangan Pak Ngatiman Melejit 700 Persen

“Di kejuaraan difabel seperti Peparnas, suporter itu saling mendukung, tidak hanya menyemangati kontingennya sendiri. Ini yang mungkin tidak kita temukan di kejuaraan pada umumnya,” ujarnya.

Ajang Peparnas XVII Solo 2024 digelar dari hari Senin hingga Minggu, 13 Oktober 2024. Pesta olahraga disabilitas tingkat nasional itu diikuti hampir 5.000 atlet dan ofisial dari 35 provinsi di penjuru Nusantara. Peparnas kali ini mempertandingkan 20 cabang olahraga yang venue-nya tersebar di Solo, Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali.