Skema Rantai Pasokan Bikin Pinjaman Investree Melonjak 41%
Jumlah pinjaman yang telah disalurkan Investree mencapai Rp4,35 triliun.
JAKARTA – PT Investree Radhika Jaya (Investree) menerapkan skema rantai pasokan (supply chain financing) dalam penyaluran pinjaman. Sehingga, penyaluran pinjaman melonjak 41%.
CEO dan Co-Founder Investree Adrian Gunadi menjelaskan, Investree meletakkan fokus pada produk pinjaman dengan skema rantai pasokan seperti invoice financing.
“Kami sadar di situasi penuh ketidakpastian ini ada banyak pelaku usaha yang kesulitan terutama dari segi arus kas,” jelas dia dalam keterangan tulis yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 9 Juli 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini, skema pinjaman modal usaha jangka pendek mampu membantu para borrower untuk membangkitkan kembali bisnisnya. Di samping itu, hal ini dapat memberikan rasa aman bagi para lender yang melakukan pendanaan.
Adrian menyebut, sampai saat ini, portofolio pinjaman Investree didominasi oleh invoice financing. Melalui skema pembiayaan rantai pasokan, lanjut Adrian, pinjaman borrower diajukan berdasarkan tagihan atas pekerjaan yang sudah selesai dan sedang menunggu pembayaran payor.
“Dalam hal ini, payor atas invoice tersebut rata-rata adalah perusahaan dengan reputasi bagus dan kokoh dalam hal keuangan,” lanjutnya.
Beberapa perusahaan tersebut, dia mencontohkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah, dan perusahaan multinasional.
Peningkatan Penyaluran Pinjaman Investree
Fintech peer-to-peer (P2P) lending yang terdaftar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 2017 ini mencatat adanya peningkatan penyaluran pinjaman sebesar 41% pada Juni 2020. Peningkatan terjadi dibandingkan dengan pada Mei lalu.
Adapun jumlah pinjaman yang telah disalurkan Investree mencapai Rp4,35 triliun. Jumlah pinjaman tersebut diberikan kepada usaha kecil menengah (UKM). Sementara itu, Investree mencatat angka tingkat keberhasilan (TKB90) di atas 99% sejak April hingga Mei 2020.
Selain itu, Investree mencatat peningkatan jumlah lender (pendana) pada Mei 2020 sebanyak 1.800 lender. Di samping lender, jumlah borrower (peminjam) mengalami peningkatan sebanyak 34 perusahaan.
Adrian juga menyatakan dukungan diberikan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak di sektor-sektor yang esensial bagi penanganan COVID-19.
“Bagaimanapun juga, mereka bergerak di sektor krusial yang sangat perlu didukung terutama di tengah situasi seperti ini,” kata Adrian. (SKO)