<p>Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengeklaim berhasil melakukan efisiensi biaya di lapangan sebesar US$500 juta hingga US$600 juta pada kuartal-I tahun 2021. / Ilustrasi. Sumber: esdm.go.id</p>
Energi

SKK Migas Komersialisasikan Gas dengan Kadar CO2 Tinggi di Jatim

  • Masih ada sejumlah lapangan gas yang belum dioptimalkan karena mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. berhasil menyelesaikan Proyek EPF (Early Production Facility) RBG Blok – I di Wilayah Kerja Blora, Provinsi Jawa Timur.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan, keberhasilan proyek juga mengoptimalkan cadangan gas yang memiliki kadar CO2 sebesar 30%.

"Pada  12 Desember 2023, proses komisioning gas ke pembeli  berhasil diselesaikan, diikuti oleh proses kondensat pada tanggal 23 Desember 2023," katanya di Jakarta pada Kamis, 11 Januari 2024.

Hudi menjelaskan jika saat ini, Lapangan RBG Blok - I berproduksi sebesar 4 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari) gas dan 35 BCPD (barel kondensat per hari).

Hudi menyebut, bahwa nilai investasi dari Proyek EPF RBG Blok – I mencapai US$7,2 juta atau setara dengan Rp 112 miliar. Investasi ini meliputi biaya sewa EPF, pemasangan Custody Meter Package, serta kegiatan re-entry dan komplesi Sumur RBG-3.

Dengan adanya keberhasilan  melakukan komersialisasi gas dengan kandungan CO2 yang cukup besar mendorong SKK Migas untuk melakukan hal serupa pada lapangan-lapangan lain yang memiliki karakteristik yang sama.

Menurut Hudi, masih ada sejumlah lapangan gas yang belum dioptimalkan karena mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi. Kedepannya kapasitas produksi gas dari lapangan Lapangan RBG Blok - I dapat mencapai 10 MMSCFD.