SKK Migas Ramalkan Produksi Gas Nasional Kian Meningkat hingga 2028 Berkat Proyek Onstream?
- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa produksi gas telah mengalami peningkatan.
Energi
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa produksi gas telah mengalami peningkatan.
Kepala Divisi program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menyebut, hal ini ditunjukkan dengan produksi gas di tahun 2023 yang meningkat 2,2% dibandingkan produksi gas tahun 2022.
"Kedepannya, produksi gas akan terus meningkat, hal ini ditunjang dengan telah onstreamnya proyek Tangguh Train 3 dan Jambaran Tiung Biru (JTB)," katanya di Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2024.
- Proliga 2024 Seri Palembang Siap Digelar, Begini Cara Dapatkan Tiket di Aplikasi PLN Mobile
- Semen Indonesia (SMGR) Guyur Dividen Rp572 Miliar, Cek Cum Dividennya
- Sunindo Pratama (SUNI) Anggarkan Capex hingga Rp327,4 Miliar di 2024
Tak hanya itu, proyek gas besar yang akan onstream seperti Geng North di Kalimantan Timur, Abadi Masela di Maluku, Asap Kido Merah (AKM) di Papua Barat dan proyek lainnya. Ditambah lagi dengan adanya penemuan-penemuan cadangan gas baru raksasa (giant discovery) seperti di wilayah Andaman, SKK Migas memproyeksikan produksi gas bumi Indonesia akan terus meningkat dimasa mendatang yang sesuai dengan rencana long term plan (LTP).
Berdasarkan data SKK Migas dalam 5 tahun kedepan hingga 2028 produksi gas diperkirakan semakin meningkat. Pada 2024 ditargetkan sebanyak 5,544 BBTUD (billion british thermal unit per day).
Lalu pada 2025 akan naik di angka 5,799 BBTUD, 2026 di angka 6.576 BBTUD lalu di 2027 target produksi gas dinaikkan ke 7.083 BBTUD hingga 2028 target produksi gas tertinggi di angka 8.198 BBTUD.
Berdasarkan data lifting (salur gas) per Maret 2024 yang sebesar 5.367,7 BBTUD. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.109,6 BBTUD atau sebesar 77% dialokasikan untuk pasar domestik dan kelebihannya sejumlah 1.258,1 BBTUD atau sekitar 23% diekspor.
Hudi menambahkan produksi gas melebihi kebutuhan di dalam negeri sehingga dibutuhkan infrastruktur jaringan gas yang handal dan pasar yang memadai, karena kedepannya pasokan gas akan terus bertambah.
Oleh karenanya, Hudi menegaskan bahwa harus ada keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri midstream dan hilir. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.