SKK Migas Tegaskan Target 1 Juta Barel di 2030 Tak Direvisi
- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan bahwa target lifting sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 tak berubah.
Energi
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan bahwa target lifting sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 tak berubah.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro. Hudi menegaskan jika pada dasarnya SKK Migas terus melakukan evaluasi tahunan di mana untuk mempertimbangkan upaya mencapai target yang ditetapkan.
Termasuk progres dari gelaran Indonesian Oil and Gas 4.0 (IOG 4.0) termasuk rencana jangka panjang perusahaan.
- Tips Efektif Mengelola dan Melunasi Utang Pinjol agar Tidak Diteror Debt Collector
- Xpeng Asal China Segera Luncurkan Mobil Listrik AI Harga Rp200 Jutaan
- IHSG Bakal Konsolidasi, Saham ERAA, BBNI, dan BBRI Layak Diburu
"Kami pada dasarnya selalu mengupdate target target yang ada bukan merevisi tapi intinya tetap harga 1 juta barel harus tercapai dan tidak berubah," katanya saat ditemui di kawasan Cikini dilansir Selasa, 19 Maret 2024.
Saat ini SKK Migas dan kontraktor kerjasama (KKSK) terus mencari penemuan-penemuan baru di lapangan-lapangan Migas seluruh Indonesia untuk mendapatkan giant recovery. Namun jika melihat kondisi saat ini penemuan penemuan gas lebih banyak ditemukan.
Seperti diketahui, SKK Migas mencatat, realisasi lifting minyak pada tahun 2023 sebesar 605,5 ribu barel per hari (MBOPD). Realisasi tersebut lebih rendah jika dibanding realisasi tahun 2022 sebesar 612,3 MBOPD.
Realisasi tersebut juga di bawah target APBN 2023 sebesar 660 MBOPD dan work program and budget (WP&B) 621 MBOPD.
Pada tahun 2024, target lifting minyak dalam APBN sebanyak 635 MBOPD. Sementara, target lifting minyak dalam WP&B Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebesar 596 MBOPD. Dwi mengatakan, pihaknya berupaya mengejar target di angka 600 MBOPD.
Sekadar informasi, SKK Migas memiliki target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) pada 2030. Target yang ditetapkan disebut sebut akan bergeser realisasinya 2-3 tahun setelah 2030.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini pihaknya telah berdiskusi dengan beberapa pasar terkait upaya merealisasikan target 1 juta barel tersebut. Bahkan ada kemungkinan harga tersebut bergeser 2 hingga 3 tahun setelah 2030.
Menurut Dwi pengkajian ulang terhadap targetnya 1 juta barel mempertimbangkan berbagai hal. Salah satunya karena pandemi COVID-19 yang sempat menghantam Indonesia beberapa tahun lalu dan kondisi geopolitik yang juga berdampak pada pencapaian produksi di dalam negeri.
"Kita sih lebih masih ingin cenderung bahwa angka 1 juta kita pakai sebagai milestone untuk menuju ke sana sedangkan tahunnya yang mungkin bergeser 2-3 tahun. Tetap 1 juta barel, karena memang kebutuhannya naik, cuma waktunya aja yang bergeser," kata Dwi dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI dilansir Kamis, 14 Maret 2024