Ilustrasi Blok Masela.
Energi

SKK Migas Tegaskan Tidak Ada Penambahan Mitra di Blok Masela

  • Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan, pengembangan Proyek Abadi Blok Masela akan berjalan dengan konsorsium yang sudah ada yakni Inpex, Pertamina dan Petronas.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan, pengembangan Proyek Abadi Blok Masela akan berjalan dengan konsorsium yang sudah ada yakni Inpex, Pertamina dan Petronas.

Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti menegaskan, tidak ada rencana divestasi hak partisipasi untuk Blok Masela. Adapun Proyek strategis nasional (PSN) pada akhir Desember 2023 lalu melaksanakan seremonial kick-off dimulainya kembali proyek setelah mandek lebih dari dua dekade.

"Sejak kami lakukan kick off pada akhir tahun lalu, beberapa kali  bertemu dengan pejabat Inpex, semua tone-nya adalah bagaimana bisa melakukan percepatan proyek," katanya saat konpers Capaian Kerja Hulu Migas 2023 belum lama ini.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan proyek Abadi Masela mengalami kendala seperti Pandemi COVID-19 hingga tak kunjung sepakatnya persoalan hak partisipasi.

Sekedar informasi tahun 2023 SKK Migas telah menyelesaikan penjualan hak partisipasi Shell, memasukan implementasi CCS dan review rencana pengembangan. Dwi menjelaskan, Proyek Abadi Masela ditargetkan onstream pada 2029.

Sebelumnya, Dwi menyampaikan nilai investasi di Blok Masela tersebut mencapai US$20,9 miliar atau sekitar Rp324 triliun. Di mana volume produksi LNG tahunan pada proyek LNG Abadi diperkirakan akan mencapai 9,5 juta ton.

Produksi ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan ketahanan energi di Indonesia, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya serta menghasilkan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang.

Inpex bersama PT Pertamina dan Petronas akan melanjutkan operasi, termasuk beberapa kegiatan di lokasi serta mempersiapkan pekerjaan FEED.

Setelah itu, dilakukan pelaksanaan proyek dengan tujuan mencapai keputusan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) dan memulai produksi pada tahap awal setelah menyelesaikan persiapan yang diperlukan termasuk kegiatan pemasaran dan pembiayaan.