Presscon SKK Migas Q1 2023, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto
Nasional

SKK Migas Ungkap Lifting Minyak Capai 613.700 Barel hingga Kuartal I-2023

  • Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting minyak pada kuartal I-2023 baru mencapai 613,7 ribu barel oil per day (bopd) atau 92,8 dari realisasi 2023.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting minyak pada kuartal I-2023 baru mencapai 613. 700 barel oil per day (bopd) atau 92,8 dari realisasi 2023.

Wakil Ketua SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, target lifting minyak tahun ini sebesar 660.000 barel per hari. Maka selama kuartal I-2023 SKK Migas akan terus menggenjot produksi dan lifting migas.

"Kalau dari sisi realisasi tentunya belum tercapai, baru 92,8 persen, tetapi dibandingkan tahun lalu lebih baik karena tahun lalu di kuartal yang sama itu ada 611.700," katanya saat konpers di Wisma Mulia pada Senin, 17 Januari 2023.

Nanang menambahkan, dari sisi salur gas realisasi selama kuartal 1-2023 mencapai 5.399 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd) masih sekitar 87,6% dari target realisasi selama 2023. Sementara target yang tetapkan pada 2022 seharusnya mencapai 6.160 mmscfd.

Sementara, realiasi cost recovery sebesar US$1,53 miliar atau Rp22,7 triliun (kurs Rp14.850 dolar As) dari target US$8,25 miliar tahun ini. Realisasi tersebut sebesar 18,5% dari target. 

Dari sisi penerimaan negara, tercatat realisasinya sebesar US$3,57 miliar pada kuartal I 2023 atau Rp53 triliun. Angka ini lebih rendah pada periode yang sama tahun sebelumnya US$4,36 miliar.

Meskipun capaian lifting minyak dan gas belum tercapai, SKK Migas mencatat adanya capaian investasi pada kuartal I-2023 sebesar US$2,63 miliar setara dengan Rp39 triliun (kurs 14.800 per dolar AS). Realisasi investasi ini lebih tinggi daripada tahun lalu yang mencapai US$2,1 miliar setara dengan Rp31,1 triliun.