Smelter Nikel
Nasional

Smelter Morowali Meledak, Ratusan Pekerja Nikel Ancam Mogok Kerja

  • Aksi itu hanya tiga hari setelah kebakaran menewaskan 18 orang akibat meledaknya smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, kawasan penghasil bijih terbesar di dunia.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Ratusan pekerja industri nikel Indonesia menggelar aksi unjuk rasa damai pada hari Rabu, 27 Desember 2023 untuk menuntut standar keselamatan kerja yang lebih baik. Aksi itu hanya tiga hari setelah kebakaran menewaskan 18 orang akibat meledaknya smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, kawasan penghasil bijih terbesar di dunia.

Para buruh bersumpah untuk mogok jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Sekarang  operasi di kawasan industri Morowali belum terpengaruh, ini demonstrasi damai," ujar Dedy, dikutip dari Reuters, Rabu. “Sekitar 300 buruh ikut unjuk rasa Rabu,” ujar Katsaing, Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia. 

“Permintaan utama kami adalah agar perusahaan mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja,” tukasnya, mengancam akan melakukan pemogokan jika permintaan tersebut tidak dipenuhi dalam waktu tiga hari.

Kawasan industri seluas 7.400 hektare di pulau Sulawesi bagian timur ini berfokus pada pengolahan nikel, mempekerjakan 70.000 pekerja di puluhan perusahaan. Kebakaran hari Minggu di tungku peleburan nikel milik Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), anak perusahaan Tsingshan Holding Group China, menewaskan 10 pekerja Indonesia dan delapan pekerja China.

Dedy menambahkan, operasi pabrik peleburan itu telah dihentikan sementara selama polisi menyelidiki penyebab kebakaran, tetapi yang lain di kawasan industri berjalan normal. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor berjanji memperkuat undang-undang keselamatan kerja.

Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel mentah sebagai bagian dari upaya meningkatkan peleburan dan pengolahan domestik. Namun sektor ini telah mengalami beberapa kejadian fatal dalam beberapa tahun terakhir.