Jalan Tol Semarang-Solo.
Infrastruktur

Soal Bangun Jalan Tol: Jokowi Nomor Satu, Kedua Soeharto

  • Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat dianggap sebagai jawara pembangunan jalan tol di Indonesia. Sejak mulai menjabat pada Oktober 2014, Jokowi telah berhasil membangun dan mengoperasikan jalan tol sepanjang 1.938 km km.

Infrastruktur

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami lonjakan signifikan selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Salah satu indikator utamanya adalah peningkatan anggaran infrastruktur yang sangat besar. 

Di era akhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), anggaran untuk infrastruktur tercatat sebesar Rp177,9 triliun. 

Namun, pada tahun 2023 di era Jokowi, anggaran tersebut meningkat drastis menjadi Rp391,7 triliun. 

Peningkatan ini mencerminkan komitmen pemerintah Jokowi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas antardaerah.

Panjang Jalan Tol Era Jokowi

Salah satu hasil nyata dari peningkatan anggaran infrastruktur adalah pembangunan jalan tol. Sejak Jokowi mulai menjabat pada Oktober 2014 hingga tahun ini, jalan tol yang beroperasi telah mencapai 1.938 km. 

Jumlah ini setara dengan 70% lebih dari total panjang jalan tol yang beroperasi di Indonesia. Dengan demikian, hampir 70% jalan tol di Indonesia dibangun dan beroperasi selama era kepemimpinan Jokowi. 

"Di bidang infrastruktur, APBN telah mampu menciptakan penambahan Jalan Tol sepanjang 1.938 km dan Jalan Nasional non-Tol sepanjang 4.574 km," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam Penyampaian Keterangan Pemerintah Terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN TA 2023, di kompleks Senayan Selasa 4 Juli 2024.

Hal ini menunjukkan Jokowi berhasil mewujudkan visi untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat melalui pembangunan jalan tol yang masif.

Besarnya anggaran yang dialokasikan untuk infrastruktur, termasuk pembangunan jalan, berkontribusi signifikan terhadap panjangnya jalan tol yang berhasil dibangun di era Jokowi. 

Berdasarkan data Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), pendanaan untuk penyelenggaraan jalan pada tahun 2015-2023 mencapai Rp 489,31 triliun. 

Anggaran ini mencakup berbagai proyek pembangunan dan pemeliharaan jalan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan konektivitas jaringan jalan di seluruh Indonesia.

Panjang Jalan Tol Era SBY

Selama dua periode masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), panjang jalan tol yang berhasil dibangun dan beroperasi mencapai 355,72 km.

Beberapa proyek jalan tol penting yang dibangun pada masa tersebut termasuk Tol Sadang-Cikamuning dan Tol Benoa di Bali.

Tol Sadang-Cikamuning, yang terletak di Jawa Barat, merupakan bagian dari jaringan tol yang menghubungkan berbagai wilayah strategis di provinsi tersebut, sementara Tol Benoa di Bali memainkan peran penting dalam mendukung pariwisata dan mobilitas lokal di pulau wisata utama Indonesia. 

Meski total panjang jalan tol yang dibangun selama era SBY relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pencapaian di era Jokowi, proyek-proyek ini tetap memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan infrastruktur dan konektivitas di Indonesia pada masanya.

Jalan Tol di Era Megawati, Gusdur dan BJ Habibie

Selama masa pemerintahan Bj Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Megawati Soekarnoputri, pembangunan jalan tol di Indonesia tidak mengalami peningkatan signifikan. 

Periode kekuasaan mereka masing-masing relatif singkat dan diwarnai oleh tantangan politik dan ekonomi yang kompleks, sehingga membatasi kemampuan pemerintah untuk melaksanakan proyek infrastruktur besar seperti jalan tol.

Pemerintahan Bj Habibie (1998-1999): Pemerintahan Bj Habibie menghadapi masa transisi yang sulit pasca lengsernya Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa.

Pemerintahan Gus Dur (1999-2001): Pemerintahan Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, diwarnai oleh tantangan politik dan ekonomi yang kompleks. Krisis politik antara presiden dan DPR juga terjadi sehingga menghambat keputusan penting dibuat.

Pemerintahan Megawati (2001-2004): Pemerintahan Megawati Soekarnoputri menghadapi tantangan untuk membangun kembali kepercayaan publik dan memperbaiki stabilitas politik pasca masa krisis. 

Meskipun ada beberapa upaya untuk memulai kembali program infrastruktur yang terhenti, namun prioritas pemerintahan lebih terfokus pada pemulihan ekonomi dan rekonsolidasi politik. 

Pada masa Megawati juga Indonesia sibuk dengan pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Jalan Tol di Era Soeharto

Selama lebih dari 30 tahun berkuasa, Presiden Soeharto mengambil pendekatan kokoh terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. 

Fokus utamanya tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pengembangan sektor pendidikan melalui program SD Inpres dan upaya swasembada pangan.

Pembangunan Jalan Tol

Salah satu capaian penting dalam era Soeharto adalah pembangunan jaringan jalan tol. Selama masa pemerintahannya, total panjang jalan tol yang berhasil dibangun dan beroperasi mencapai 564,88 km. 

Jalan tol tersebut mencakup proyek-proyek penting seperti jalan tol Jakarta-Tangerang dan beberapa ruas jalan tol di Pulau Jawa lainnya. 

Pembangunan jalan tol di era Soeharto tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar kota besar, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk mengelola jaringan jalan tol yang semakin berkembang, Soeharto membentuk PT Jasa Marga sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mengelola dan mengembangkan jalan tol di Indonesia. 

Langkah ini tidak hanya mengoptimalkan pengelolaan infrastruktur jalan tol, tetapi juga memberikan fondasi bagi pertumbuhan sektor transportasi nasional.

Jalan Tol era Soekarno

Masa pemerintahan Soekarno, terutama pada periode 1950-an hingga 1960-an, diwarnai oleh berbagai tantangan politik dan ekonomi yang membatasi pembangunan infrastruktur di Indonesia. 

Fokus utama pemerintahan saat itu lebih tercurah pada upaya untuk menjaga stabilitas politik dalam negeri dan menanggapi konflik di tingkat internasional seperti operasi Trikoran untuk merebut Irian Barat dan operasi Dwikora dalam politik konfrontasi "Ganyang Malaysia".

Jokowi Juara satu, Soerharto Juara Dua, SBY Ketiga

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat dianggap sebagai jawara pembangunan jalan tol di Indonesia. Sejak mulai menjabat pada Oktober 2014, Jokowi telah berhasil membangun dan mengoperasikan jalan tol sepanjang 1.938 km km. 

Di posisi kedua ada Presiden Soeharto, yang memerintah lebih dari 30 tahun dan berhasil membangun jalan tol sepanjang 564,88 km. Masa pemerintahannya ditandai dengan pendirian PT Jasa Marga sebagai BUMN pengelola tol.

Sementara itu peringkat ketiga diduduki Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang berhasil membangun jalan tol sepanjang 355,72 km selama dua periode masa pemerintahannya.