Soal Pemilu 2024: Gen Z Optimistis, Milenial Skeptis
- Survei Populix melaporkan adanya perbedaan pandangan antara pemilih dari Generasi Z (17-30 tahun) dan Milenial (31-40 tahun).
Nasional
JAKARTA – Survei Populix melaporkan adanya perbedaan pandangan antara pemilih dari Generasi Z (17-30 tahun) dan Milenial (31-40 tahun). Menurut data rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2024, kedua generasi tersebut mendominasi pada Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.
Generasi Z, yang didominasi oleh pemilih pertama, membawa harapan tinggi terhadap calon pemimpin negara. Mereka cenderung enggan untuk terikat dengan organisasi atau komunitas politik tertentu.
Pemimpin ideal menurut pandangan mereka adalah sosok yang netral, pro-rakyat, dan mampu menjadi perintis terobosan baru. Aspirasi mereka tidak hanya sebatas keuntungan pribadi, tetapi lebih terfokus pada pemimpin yang dapat membawa perubahan positif, terutama yang berdampak langsung kepada anak muda.
Sementara itu, generasi milenial cenderung lebih pragmatis dan skeptis. Mereka melakukan pemeriksaan yang lebih teliti terhadap rekam jejak para kandidat dan menganalisis dampak pemilu sebelumnya terhadap tanah air.
- Terbang 315 Persen, Saham Hotel Sahid (SHID) Digembok BEI
- Adira Finance (ADMR) Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan Baru Sebesar 15 Persen pada 2024
- Catat PDB Rp10.305 Triliun, Shanghai Targetkan Tumbuh 5 Persen untuk Tahun 2024
Pemimpin ideal menurut pandangan mereka adalah sosok yang mampu memajukan kondisi perekonomian, memberikan jaminan atas kehidupan profesional, dan kesejahteraan keuangan mereka.
Mengutip survei Populix, Rabu 24 Januari 202, kualitas kepemimpinan (82%), visi dan kebijakan yang jelas (76%), kecerdasan (76%), kemampuan memecahkan masalah (72%), dan integritas (69%) menjadi karakteristik utama yang dinilai oleh pemilih.
Kualitas kepemimpinan, kecerdasan, serta visi dan kebijakan yang jelas sangat diutamakan oleh kalangan menengah dalam memilih seorang presiden. Di sisi lain, masyarakat Chinese-Indo dan non-Muslim mencari presiden yang dapat diandalkan, tanpa memandang agama atau ras.