<p>Warga beraktivitas saat banjir merendam pemukiman padat di dekat bantaran kali Ciliwung kawasan Kebun Pala, Jakarta Timur, Selasa 22 September 2020. Curah hujan tinggi dan tingginya debit air di bendung katulampa Bogor, membuat sejumlah pemukiman warga yang berada di bantaran Ciliwung wilayah Jakarta terendam banjir. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Sodetan Ciliwung Selesai, Masalah Banjir di Jakarta Tinggal 38 Persen

  • Sekitar enam kelurahan di sekitar Sungai Ciliwung diharapkan tidak akan tergenang banjir musiman yang selalu mengincar Jakarta.
Nasional
Khafidz Abdulah Budianto

Khafidz Abdulah Budianto

Author

JAKARTA - Permasalahan banjir di Jakarta kini tinggal tersisa 38% setelah sodetan Sungai Ciliwung telah rampung pengerjaannya. Sekitar enam kelurahan di sekitar diharapkan tidak akan tergenang banjir musiman yang selalu mengincar Jakarta. Sodetan tersebut diklaim dapat mengatasi masalah banjir Jakarta hingga 62%.

“Masih ada 38% lagi masalah banjir Jakarta yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta” ungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara peresmian sodetan Sungai Ciliwung, Senin 31 Juli 2023, dikutip dari Antara. 

Persoalan banjir Jakarta memang kompleks sehingga sisa masalah tersebut menjadi pekerjaan rumah bersama Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Pemprov DKI Jakarta.

Pembangunan sodetan Sungai Ciliwung merupakan upaya penanggulangan persoalan banjir di Indonesia. Proyek ini telah berjalan sejak 11 tahun yang lalu dan sempat mangkrak enam tahun karena pembebasan lahan.

Sodetan Sungai Ciliwung memiliki panjang sekitar 1,26 kilometer. Keberadaan sodetan ini akan mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung dengan mengalirkan air sebesar 60 m3/detik ke Kanal Banjir Timur (BKT) di kala Sungai Ciliwung sudah tidak lagi mampu menampung debit air pada perkiraan debit banjir ulang 25 tahunan sebesar 508 m3/detik merujuk data Kementerian PUPR. 

Upaya Penanangan Banjir di Jakarta

Penanganan banjir di Ibu Kota DKI Jakarta tidak cukup pada pembangunan sodetan Sungai Ciliwung. Penyiapan pompa air, pembuatan sumur resapan dan normalisasi berbagai sungai menjadi sederet upaya untuk mengatasi volume air agar tidak menyebabkan banjir di Jakarta. 

Terdapat 12 sungai yang harus dinormalisasi meliputi Sungai Ciliwung, Sungai Mookervart, Sungai Pesanggrahan, Sungai Angke, Kali Cipinang, dan lain sebagainya. Penanggulangan banjir di Jakarta tidak hanya pada bagian hilir saja tapi juga bagian hulu.

Kementerian PUPR membangun Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di bagian hulu sebagai pencegah banjir dan pengontrol volume debit air pada sungai saat musim hujan tiba. Kedua waduk ini telah selesai dibangun pada 2022 lalu.

Banjir di Jakarta juga diketahui berasal dari rob (air laut) sehingga pemerintah membangun giant sea wall untuk mecegahnya. Banjir rob kerap melanda pesisir utara Jakarta karena naiknya air laut ke daratan yang kondisinya semakin menurun.