<p>Solenoid Central/Foto:ITER</p>
Tekno

Solenoid Central, Magnet Terkuat di Dunia Ini Mampu Angkat Kapal Induk Hingga 2 Meter

  • JAKARTA-Magnet paling kuat di dunia, Solenoid Central, akhirnya hadir. Dengan tinggi 59 kaki (18 m), lebar 14 kaki (4,2 m), dan berat 1.000 ton magnet yang dibuat selama satu dekade ini benar-benar masif. Dia akan segera menemukan rumah di reaktor fusi terbesar di dunia. General Atomics menyelesaikan konstruksi modul pertama magnet awal tahun 2021 ini. […]

Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Magnet paling kuat di dunia, Solenoid Central, akhirnya hadir. Dengan tinggi 59 kaki (18 m), lebar 14 kaki (4,2 m), dan berat 1.000 ton magnet yang dibuat selama satu dekade ini benar-benar masif. Dia akan segera menemukan rumah di reaktor fusi terbesar di dunia.

General Atomics menyelesaikan konstruksi modul pertama magnet awal tahun 2021 ini. Pada pertengahan Juni 2021, perusahaan memulai proses pengirimannya ke Prancis selatan, di mana para insinyur akan memasangnya di inti Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional atau International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang akan segera menjadi reaktor fusi terbesar di dunia jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Sebanyak 35 negara bermitra di ITER termasuk Amerika, Uni Eropa, China, Inggris, dan India telah memasok berbagai suku cadang ke proyek reaktor fusi kolosal selama 15 bulan terakhir.

Untuk membagi beban keuangan, masing-masing negara mitra bertanggung jawab atas bagian dari teknologi dan penelitian dan pengembangan yang mendasarinya. Amerika sampai saat ini berkontribusi paling besar dalam Central Solenoid ini.

Reaktor raksasa ITER adalah sarana untuk membuktikan bahwa fusi menjadi solusi energi layak untuk masa depan bebas karbon. Sejauh ini, tidak ada reaktor fusi yang mampu menghasilkan lebih banyak energi daripada yang digunakannya. Ini adalah masalah besar, karena reaktor menggunakan listrik dalam jumlah besar. Dan jika energi itu bersumber dari pembangkit listrik tenaga batu bara, misalnya, itu membuat reaktor fusi menjadi langkah mundur raksasa dalam hal emisi karbon.

Sementara reaktor raksasa ini tidak akan menghasilkan listrik, “Itu akan menjadi ujian kritis untuk teknologi terintegrasi, bahan, dan rezim fisika yang diperlukan untuk produksi komersial listrik berbasis fusi,” jelas ITER dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Popular Mechanics Sabtu 24 Juni 2021. “Pelajaran yang didapat di ITER akan digunakan untuk merancang pembangkit listrik fusi komersial generasi pertama.”

Superkonduktor elektromagnet Central Solenoid adalah kunci untuk misi ini karena merupakan “jantung yang berdetak” dari tokamak ITER, perangkat pengurung magnet yang menghasilkan daya fusi termonuklir yang terkontrol. Di dalam tokamak yang dirakit penuh, Solenoid Central akan menginduksi dan mengandung plasma panas matahari yang benar-benar menghasilkan daya.

Central Solenoid begitu kuat sehingga gaya magnetnya cukup kuat untuk mengangkat kapal induk dua meter ke udara. Sebagai gambaran kapal induk terbesar di dunia yakni Kelas Nimitz Amerika memiliki berat lebih dari 100.000 ton.

“Pada intinya, ia akan mencapai kekuatan medan magnet 13 Tesla, sekitar 280.000 kali lebih kuat dari medan magnet bumi. Struktur pendukung untuk Solenoid Central harus menahan gaya yang sama dengan dua kali gaya dorong lepas landas pesawat ulang-alik.”