Solusi Tes DNA Startup Nalagenetics: Tekan Overtreatment, Kurangi Beban Asuransi Kesehatan
- Manajemen kesehatan berbasis personalisasi, yang menyesuaikan layanan kesehatan dengan informasi genetik individu, terbukti memiliki potensi besar dalam menghemat biaya asuransi kesehatan.
Tekno
JAKARTA – Inflasi medis yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi industri kesehatan dan asuransi di Indonesia. Beban klaim asuransi yang melonjak akibat overtreatment di rumah sakit turut memperparah situasi ini. Namun, startup Nalagenetics, perusahaan teknologi kesehatan yang fokus pada interpretasi DNA, hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Inovasi Nalagenetics dalam Deteksi Genetik
Levana Sani, Chief Executive Officer (CEO) Nalagenetics, menjelaskan bahwa Nalagenetics adalah perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak dan kit untuk interpretasi DNA.
Fokus utama perusahaan yang memperoleh pendanaan dari GDP Ventures ini adalah pada aspek preventif melalui tes DNA untuk mendeteksi risiko kesehatan sebelum gejala muncul.
“Kami membuat tes DNA yang memungkinkan untuk melihat risiko penyakit sebelum gejala muncul. Salah satu fokus kami saat ini adalah pada penyakit kardiovaskular. Misalnya, penyakit jantung prematur yang seringkali tidak terdeteksi sampai terjadi serangan jantung mendadak,” ujar Levana saat ditemui seusai acara Power Lunch: Healthtech: Melampaui Batas Inovasi yang diselenggarakan GDP Ventures di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025.
- Banyak Proyek IKN Berhenti di Groundbreaking
- Ramalan Karier dan Keuangan 12 Shio di Tahun 2025
- Motor Kinerja 2025 ASII: Diversifikasi dan Kendaraan Hybrid
Tes DNA yang dikembangkan Nalagenetics memungkinkan pasien untuk mendapatkan diagnosis lebih awal dan pengobatan yang lebih tepat.
Hal ini dapat membantu pasien dengan riwayat keluarga penyakit jantung atau kanker untuk segera mengambil langkah preventif, seperti menjalani pemeriksaan lanjutan atau mulai mengonsumsi obat yang sesuai.
Mengurangi Beban Klaim Asuransi melalui Personalisasi Obat
Levana juga menyoroti pentingnya personalisasi obat sebagai upaya untuk mengurangi overtreatment dan meningkatkan efisiensi pengobatan.
“Tes genetik kami dapat membantu memastikan pasien mendapatkan obat yang sesuai dosis dan jenisnya sejak awal. Dengan begitu, trial and error yang sering terjadi dapat diminimalkan,” kata Levana.
Nalagenetics telah melakukan penelitian terkait manfaat tes DNA bagi industri asuransi. Berdasarkan data yang mereka kumpulkan dari salah satu perusahaan asuransi swasta di Malaysia dan Indonesia, implementasi tes DNA terbukti cost-effective dalam jangka waktu satu hingga dua tahun.
Hal ini dikarenakan tes DNA dapat membantu mengidentifikasi pengobatan yang lebih tepat sejak awal, sehingga mencegah biaya tambahan akibat pengobatan yang tidak efektif atau tidak perlu.
Mencegah Overtreatment dan Efisiensi Biaya
Saalah satu penyebab utama tingginya biaya medis adalah overtreatment, yang mana hal ini pun memperoleh sorotan dari industri asuransi yang terpaksa harus mengeluarkan biaya klaim lebih tinggi karena adanya beberapa pihak rumah sakit tertentu yang memberikan beban yang seharusnya tidak diperlukan kepada pasiennya.
“Seringkali pasien diberi obat dengan merek mahal yang sebenarnya tidak cocok. Dengan tes DNA, kami dapat menunjukkan obat yang lebih efektif, bahkan jika itu adalah obat generik dengan harga lebih terjangkau,” tutur Levana.
Kasus serupa juga terjadi pada pasien dengan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Tes genetik dapat membantu dokter menemukan dosis obat yang tepat, sehingga mengurangi pergantian obat yang tidak perlu.
“Kami pernah menangani pasien yang selama delapan tahun berganti-ganti obat tanpa hasil. Setelah dites DNA, dokter dapat menentukan dosis yang sesuai, dan hasilnya jauh lebih baik,” tambah Levana.
Potensi Hemat Biaya dari Manajemen Kesehatan Personal: Studi Retrospektif Data Klaim Asuransi
Manajemen kesehatan berbasis personalisasi, yang menyesuaikan layanan kesehatan dengan informasi genetik individu, terbukti memiliki potensi besar dalam menghemat biaya asuransi kesehatan.
Hal ini terungkap dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Nalagenetics Pte Ltd (Singapura) bekerja sama dengan Zurich Malaysia (Kuala Lumpur, Malaysia).
Pendekatan Baru dalam Dunia Kesehatan
Manajemen kesehatan berbasis personalisasi adalah praktik yang semakin populer karena dapat meningkatkan efektivitas pemilihan obat, pengelolaan gaya hidup, serta mendorong deteksi penyakit secara dini. Pendekatan ini memungkinkan pergeseran dari perawatan reaktif ke pencegahan, meningkatkan kepatuhan pasien, dan mengurangi biaya secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak ekonomi dari manajemen kesehatan personalisasi dari perspektif penyedia asuransi.
Dengan menganalisis data klaim asuransi nyata dari Zurich Malaysia, yang mencakup 3.368 klaim dari 1.756 pelanggan, studi ini menilai penghematan biaya yang dapat dicapai melalui terapi dan intervensi yang disesuaikan.
Peneliti menggunakan model simulasi berbasis literatur untuk menghitung estimasi penghematan biaya. Ada empat strategi utama yang dievaluasi dalam penelitian ini:
- Konseling Nutrisi dan Gaya Hidup yang Dipersonalisasi
- Memberikan panduan nutrisi dan gaya hidup berdasarkan informasi genetik guna mengurangi risiko penyakit seperti diabetes dan gangguan kardiovaskular.
- Tes Genetik untuk Mengurangi Reaksi Obat yang Merugikan
- Menyaring sensitivitas pasien terhadap obat-obatan tertentu untuk mencegah reaksi obat yang berbahaya.
- Personalisasi Terapi Clopidogrel
- Menggunakan informasi genetik untuk menentukan dosis optimal Clopidogrel, sehingga mengurangi risiko kejadian jantung yang serius.
- Penyesuaian Dosis Tamoxifen
- Menyesuaikan dosis Tamoxifen berdasarkan penanda genetik guna meminimalkan efek samping dan biaya pengobatan.
Baca Juga: Melirik Potensi Startup AI dan Kesehatan di Masa Transisi Kepemimpinan
Selain itu, penelitian ini membandingkan tiga skenario pengujian:
- Pengujian Populasi Penuh: Semua pelanggan diuji saat mendaftar polis.
- Pengujian Selektif untuk Kelompok Berisiko Tinggi: Hanya sebagian kecil populasi yang diuji, dengan asumsi 25% dari mereka memiliki kondisi yang relevan.
- Pengujian Pasca-Klaim: Pengujian dilakukan setelah pelanggan mengajukan klaim untuk kondisi tertentu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap skenario memiliki kelebihan tersendiri dalam penghematan biaya:
- Pengujian Populasi Penuh menghasilkan penghematan jangka panjang tertinggi sebesar MYR 287.527, tetapi memerlukan waktu hingga 15 tahun untuk mencapai titik impas karena biaya pengujian yang tinggi.
- Pengujian Selektif untuk Kelompok Berisiko Tinggi menurunkan biaya pengujian menjadi MYR 968.000 dan mempersingkat waktu impas menjadi 5,77 tahun, dengan penghematan tahunan sebesar MYR 230.161.
- Pengujian Pasca-Klaim mempersingkat waktu impas menjadi 3,64 tahun dengan penghematan tahunan sebesar MYR 117.003, tetapi hanya mencakup populasi yang sangat selektif.
- Apa Itu Blodpalt, Kuliner Finlandia yang Jadi Makanan Terburuk Dunia 2025
- Beda Arah Saham MDKA dan AMMN Kala Harga Tembaga Melonjak
- Roller Coaster Harga Nikel, Saham NCKL dan ANTM Tetap Menjanjikan
Potensi Besar Bisnis Tes DNA di Indonesia
Sebagai perusahaan yang berbasis di Singapura, Nalagenetics melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial. “Market di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Singapura. Regulator di sini juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan kami,” kata Levana.
Namun, Levana juga mengakui bahwa edukasi menjadi tantangan terbesar dalam mengembangkan bisnis ini. Banyak masyarakat yang belum memahami manfaat tes DNA, terutama untuk pencegahan penyakit serius. Oleh karena itu, Nalagenetics terus berupaya meningkatkan kesadaran publik melalui berbagai media.
Masa Depan Tes DNA di Indonesia
Tes DNA bukan hanya soal gaya hidup, tetapi telah menjadi kebutuhan mendesak, terutama bagi keluarga dengan riwayat penyakit serius. Levana optimistis bahwa tes genetik akan menjadi standar praktik medis di Indonesia, sebagaimana yang telah diterapkan di negara-negara maju.
Dengan berbagai inovasi yang ditawarkan, Nalagenetics tidak hanya membantu individu untuk hidup lebih sehat, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan beban klaim asuransi dan efisiensi biaya medis di Indonesia.