ilustrasi kapal petikemas
Nasional

Sosial Distancing Bekerja, Penumpang Kapal Turun Drastis

  • JAKARTA—Jumlah penumpang angkutan laut di lima pelabuhan utama mengalami penurunan sebesar 35,1% yoy pada Februari 2020. Lima pelabuhan utama tersebut meliputi Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar. Penurunan sebagai bukti masyarakat sadar untuk melakukan sosial distancing guna mencegah penyebaran virus corona Penurunan jumlah penumpang terbesar terjadi di pelabuhan Belawan, yaitu sebesar -70,3% […]

Nasional
Khoirul Anam

Khoirul Anam

Author

JAKARTA—Jumlah penumpang angkutan laut di lima pelabuhan utama mengalami penurunan sebesar 35,1% yoy pada Februari 2020. Lima pelabuhan utama tersebut meliputi Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar. Penurunan sebagai bukti masyarakat sadar untuk melakukan sosial distancing guna mencegah penyebaran virus corona

Penurunan jumlah penumpang terbesar terjadi di pelabuhan Belawan, yaitu sebesar -70,3% yoy, diikuti pelabuhan Tanjung Perak sebesar -54,0% yoy, pelabuhan Tanjung Priok sebesar -15,5% yoy, dan pelabuhan Balikpapan sebesar -10,6% yoy. Sementara itu, pelabuhan Makassar mengalami pertumbuhan positif, yakni sebesar 7,6% yoy.

Pertumbuhan yang dilaporkan Bank Mandiri pada Jumat, 3 April 2020 ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar 146,3% yoy.

Di samping itu, jumlah barang angkutan laut juga mengalami penurunan sebesar 10,7% yoy pada Februari 2020.

Penurunan jumlah barang tertinggi terjadi di pelabuhan Makassar, yaitu sebesar -13,1% yoy, diikuti pelabuhan Balikpapan sebesar -10,4% yoy, dan pelabuhan Tanjung Perak sebesar -7,4% yoy.

Adapun, dua pelabuhan yang memiliki pertumbuhan positif adalah pelabuhan Tanjung Priok sebesar 10,4% yoy dan pelabuhan Belawan sebesar 287,6% yoy.

Berbeda dengan jumlah penumpang, penurunan jumlah barang angkutan laut pada Februari 2020 ini lebih dalam dibandingkan dengan Februari tahun 2019 yang turun sebesar 0,6% yoy.

Diketahui, kontraksi tersebut merupakan dampak pandemi COVID-19. Berdasarkan informasi dari Indonesian National Shippowners’ Association (INSA), terdapat beberapa aspek yang terdampak pada sektor pelayaran, yaitu penurunan volume kargo, baik pada ekspor maupun impor tujuan Tiongkok yang menurun hingga 14-18% dan ke negara tujuan lain, seperti Singapura dan Korea Selatan.

Penyebaran COVID-19 yang semakin meluas juga diprediksi bakal berdampak pada penurunan kinerja industri terkait lainnya, seperti kinerja logistik, asuransi, galangan, industri spare part kapal hingga ke instansi pendidikan SDM pelaut.