Bendera Sri Lanka
Dunia

Sri Lanka Dapat Suntikan US$600 Juta dari Bank Pembangunan Asia

  • Sri Lanka akan mendapatkan sekitar US$600 juta, secara bertahap dari Bank Pembangunan Asia. Itu setelah Dana Moneter Internasional (IMF) merilis tahap kedua dari dana talangan US$2,9 miliar untuk negara yang dilanda krisis.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Sri Lanka akan mendapatkan sekitar US$600 juta, secara bertahap dari Bank Pembangunan Asia. Itu setelah Dana Moneter Internasional (IMF) merilis tahap kedua dari dana talangan US$2,9 miliar untuk negara yang dilanda krisis. 

Sri Lanka baru saja mengalami krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dekade, dipicu oleh cadangan devisa yang mencapai rekor terendah tahun lalu yang menyebabkan ekonominya berkontraksi 7,8% pada tahun 2022.

Perekonomian pulau itu secara bertahap stabil setelah mengunci program empat tahun dengan IMF pada Maret. Tinjauan pertamanya diharapkan akan disetujui oleh pemberi pinjaman global minggu depan, yang akan merilis tahap kedua sekitar US$334 juta dalam pendanaan.

“Bersamaan dengan program IMF, Bank Pembangunan Asia kemungkinan akan memberikan total dukungan anggaran sebesar US$2 miliar selama empat tahun ke depan,” kata ADB, Misi Residen Sri Lanka, Direktur Negara Takafumi Kadono.

“Saya akan mengatakan dukungan anggaran US$500 juta hingga US$600 juta adalah apa yang direncanakan untuk 2024. Tetapi, sekali lagi, itu tergantung pada pencapaian, memuaskan tindakan kebijakan, jadi itu bukan uang gratis,” ujar Kadono dalam sebuah wawancara dengan Reuters.

Sebagian besar dukungan kemungkinan akan diperpanjang tahun depan dalam kombinasi pinjaman berbasis kebijakan dan pinjaman proyek. Angsuran pertama sebesar US$200 juta diajukan untuk dukungan dewan ADB pada 8 Desember, tetapi hanya akan diberikan kepada Sri Lanka setelah IMF menyetujui tinjauan pertamanya pada 12 Desember.

Diperkirakan akan ada tambahan US$200 juta lagi untuk reformasi sektor listrik diharapkan pada tahun 2024, bersama dengan US$100 juta untuk sektor air dan US$50-US$70 juta untuk sektor pariwisata.

Tambahan US$100 juta dialokasikan dalam dukungan ADB untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah, bersama dengan US$100 juta lainnya untuk meningkatkan keuangan publik dan pengelolaan utang.

Kadono mengatakan, Sri Lanka harus tetap berkomitmen untuk mendorong reformasi yang dijanjikan di bawah program IMF, yang mencakup restrukturisasi perusahaan negara yang merugi, mengurangi defisit anggaran, dan meningkatkan tata kelola.

“Ini bukan tindakan penutup. Saya pikir Sri Lanka telah melakukan banyak hal di masa lalu, jadi, saya pikir inilah saatnya untuk memperbaiki dasar-dasar ekonomi dan mengatasi kelemahan terpendam dalam ekonomi dan institusi ini,” jelas Kadono.