<p>Tidar (46), membuatkan jamu untuk pelanggannya di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis 11 Juni 2020. Penjual jamu tradisional keliling ini tampak mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan mengenakan masker, face shield, dan sarung tangan dalam melayani pelanggan setianya di masa PSBB transisi.  Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sri Mulyani: Anggaran Corona Bengkak Lagi Jadi Rp695,2 Triliun

  • JAKARTA – Pemerintah kembali menaikkan jumlah alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dampak COVID-19 sebesar Rp18 triliun menjadi Rp695,2 triliun dari anggaran sebelumnya Rp677,2 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran PEN telah direvisi sebanyak tiga kali. Pertama, naik dari Rp318,09 menjadi Rp641,12 triliun. Kedua, diperlebar lagi menjadi Rp677,2 triliun dan ketiga, menjadi […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Pemerintah kembali menaikkan jumlah alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dampak COVID-19 sebesar Rp18 triliun menjadi Rp695,2 triliun dari anggaran sebelumnya Rp677,2 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran PEN telah direvisi sebanyak tiga kali. Pertama, naik dari Rp318,09 menjadi Rp641,12 triliun. Kedua, diperlebar lagi menjadi Rp677,2 triliun dan ketiga, menjadi Rp695,2 triliun.

“Situasi terus bergerak, kami harus selalu merespons. Jadi program ini ada dinamikanya,” kata Sri Mulyani, Selasa, 16 Juni 2020.

Penambahan ini lantaran ada beberapa peningkatan alokasi, yang terbesar terjadi pada pembiayaan korporasi yang melonjak menjadi Rp53,57 triliun.

Struktur alokasi program PEN terbagi atas Rp87,55 triliun untuk sektor kesehatan, perlindungan sosial sebanyak Rp203,9 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 trilun, dan sektoral/pemerintah daerah Rp106,11 triliun.

“Pembengkakan alokasi PEN ini akan digunakan untuk pemberian kredit modal kerja bagi korporasi. Skema ini juga  untuk mengakomodir persoalan-persoalan yang dialami dunia usaha terutama korporasi sesuai dengan masukan dari masing-masing sektor,” ulas Sri.

Apabila dalam alokasi PEN sebelumnya yang senilai Rp677,2 triliun defisit diperkirakan mencapai Rp1.039,2 triliun atau 6,34% dari produk domestik bruto (PDB). Maka, dengan alokasi PEN teranyar senilai Rp695,2, defisit anggaran diperkirakan menembus angka Rp1.039,2 triliun. (SKO)