Sri Mulyani: Anggaran Corona Bengkak Lagi Jadi Rp695,2 Triliun
JAKARTA – Pemerintah kembali menaikkan jumlah alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dampak COVID-19 sebesar Rp18 triliun menjadi Rp695,2 triliun dari anggaran sebelumnya Rp677,2 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran PEN telah direvisi sebanyak tiga kali. Pertama, naik dari Rp318,09 menjadi Rp641,12 triliun. Kedua, diperlebar lagi menjadi Rp677,2 triliun dan ketiga, menjadi […]
Industri
JAKARTA – Pemerintah kembali menaikkan jumlah alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dampak COVID-19 sebesar Rp18 triliun menjadi Rp695,2 triliun dari anggaran sebelumnya Rp677,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran PEN telah direvisi sebanyak tiga kali. Pertama, naik dari Rp318,09 menjadi Rp641,12 triliun. Kedua, diperlebar lagi menjadi Rp677,2 triliun dan ketiga, menjadi Rp695,2 triliun.
“Situasi terus bergerak, kami harus selalu merespons. Jadi program ini ada dinamikanya,” kata Sri Mulyani, Selasa, 16 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Penambahan ini lantaran ada beberapa peningkatan alokasi, yang terbesar terjadi pada pembiayaan korporasi yang melonjak menjadi Rp53,57 triliun.
Struktur alokasi program PEN terbagi atas Rp87,55 triliun untuk sektor kesehatan, perlindungan sosial sebanyak Rp203,9 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 trilun, dan sektoral/pemerintah daerah Rp106,11 triliun.
“Pembengkakan alokasi PEN ini akan digunakan untuk pemberian kredit modal kerja bagi korporasi. Skema ini juga untuk mengakomodir persoalan-persoalan yang dialami dunia usaha terutama korporasi sesuai dengan masukan dari masing-masing sektor,” ulas Sri.
Apabila dalam alokasi PEN sebelumnya yang senilai Rp677,2 triliun defisit diperkirakan mencapai Rp1.039,2 triliun atau 6,34% dari produk domestik bruto (PDB). Maka, dengan alokasi PEN teranyar senilai Rp695,2, defisit anggaran diperkirakan menembus angka Rp1.039,2 triliun. (SKO)