Sri Mulyani dalam acara Pembukaan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta pada Senin, 14 Agustus 2023.
Finansial

Sri Mulyani: Baru 50 Persen Warga Terpapar Literasi Keuangan

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya pemahaman terkait literasi keuangan ketika melakukan investasi. Masyarakat harus mengerti dasar instrumen investasi yang dipilih sehingga dapat menurunkan potensi kerugian hingga penipuan.

Finansial

Rizanatul Fitri

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya pemahaman terkait literasi keuangan ketika melakukan investasi. Masyarakat harus mengerti dasar instrumen investasi yang dipilih sehingga dapat menurunkan potensi kerugian hingga penipuan.

Masalahnya, hingga kini literasi keuangan warga Indonesia belum optimal. Sri Mulyani menuturkan 85% masyarakat sudah menggunakan jasa keuangan, baik itu melakukan transaksi seperti menabung dan berinvestasi. Sayangnya, literasi keuangannya masih sekitar 50% saja.

Hal tersebut Sri Mulyani sampaikan dalam acara Pembukaan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta pada Senin, 14 Agustus 2023. “Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50%. Itu adalah suatu PR buat kita semuanya,” ujar Menkeu dalam keterangan resmi, dikutip Selasa, 15 Agustus 2023. 

Menkeu mewanti-wanti masyarakat terus waspada terhadap ancaman investasi bodong. Menurut Sri, investasi tak jelas hampir selalu diawali iming-iming yag tidak rasional. "Mereka pasti cerita yang bagus-bagus. And that’s why you need to be literate. Jangan lihat mukanya, lihat angkanya, lihat datanya, lihat fundamentalnya,” ucap Sri.

Sri Mulyani mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk memahami fundamental dari masing-masing instrumen investasi, termasuk ketika akan berinvestasi ke obligasi pemerintah yaitu surat berharga negara (SBN). 

Sebelum investasi di SBN, masyarakat dapat membaca kondisi perekonomian dan keuangan Indonesia yang datanya dapat dilihat dalam rilis APBN KiTa setiap bulannya.

“Baca APBN, tiap bulan kami laporkan. APBN-nya sehat enggak, bagus enggak, sesuai atau enggak. Ekonomi kita bagus, berarti saya percaya. Kita harus terbiasa membaca fundamental,” jelas Sri Mulyani.

Diajuga meminta masyarakat untuk tidak mudah tergoda dengan produk investasi yang memberikan iming-iming keuntungan yang cepat, tinggi, dan aman karena ada kemungkinan hal tersebut terindikasi penipuan.

“Jangan sampai mereka yang sudah inklusi kemudian masuk ke berbagai investasi-investasi atau kegiatan keuangan, yang kemudian merugikan dirinya sendiri karena tidak paham dan melek terhadap aspek-aspek investasi,” terang Sri Mulyani.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan Kementerian Keuangan terus berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk membangun forum koordinasi dalam rangka meningkatkan literasi Indonesia, termasuk bekerja sama dengan semua pihak, seperti melalui universitas.

“Karena yang paling penting dari literasi adalah something that you can learn dan itu banyak sekali hubungan dan manfaatnya buat Anda sebagai bekal hidup, merencanakan hidup, dan juga untuk menjaga hasil kerja kalian yang sudah Anda jaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik. Indonesia hanya akan bisa maju kalau kita semua peduli dan menjaganya bersama,” tegas Sri Mulyani

Cara peduli dan menjaga adalah memahami bagaimana mengurus negara ini, mengurus keuangan Anda, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik. Kami semuanya akan terus berkomunikasi, berkolaborasi, dan bersinergi sehingga kita semuanya akan menjaga momentum Indonesia untuk maju,” tutupnya.