Sri Mulyani Gelontorkan Rp54,2 Triliun untuk Subsidi Energi
- Pemenritah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menggelontorkan subsidi energi dan non-energi sebesar Rp75,1 triliun hingga akhir Mei 2023.
Makroekonomi
JAKARTA - Pemenritah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menggelontorkan subsidi energi dan non-energi sebesar Rp75,1 triliun hingga akhir Mei 2023.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merinci, realisasi subsidi energi pada lima bulan pertama 2023 telah digelontokan sebanyak Rp54,2 triliun dan subsidi non energi sebesar Rp20,8 triliun.
“Untuk belanja Non K/L dimanfaatkan untuk pensiun Rp68 triliun, subsidi kompensasi mencapai Rp75,1 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin, 26 Juni 2023.
- Daftar Gaji Pemain Bintang Eropa di Liga Arab Saudi dari Ronaldo Hingga Firmino
- Menakar Potensi Ekonomi dari Hilarisasi Nikel RI
- Tembus Rp1.209 Triliun, Target Pendapatan Negara Capai 49,1 Persen
Bendahara negara ini menjelaskan, realisasi pembayaran subsidi sebesar Rp75,1 triliun untuk energi seperti BBM 5,62 juta kl (kiloliter), LPG 2,6 juta metrik ton, dan listrik bersubsidi 39 juta pelanggan, dan subsidi bantuan uang muka perumahan untuk 72,6 ribu unit rumah.
Menkeu juga membayar biaya kompensasi kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk penyaluran BBM dan listrik yang tidak disubsidi sepenuhnya sebesar Rp52 triliun pada tahun 2023, meroket 188% dari tahun lalu.
Realisasinya per Mei 2023 yaitu pembayaran sebagian kekurangan dana kompensasi BBM di tahun 2022 sebesar Rp37 triliun dan pembayaran sebagian kekurangan dana kompensasi listrik tahun 2022 sebesar Rp15 triliun.
Adapun komponen belanja subsidi dan kompensasi masuk dalam belanja non K/L yang telah mencapai Rp388,4 triliun per akhir Mei 2023 atau 31,2% dari target APBN 2023.
Surplus APBN
Sebelumnya, Kemenkeu mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) surplus sebesar Rp204,3 triliun pada Mei 2023. Angka tersebut setara dengan 0,97% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Surplus APBN didorong oleh pertumbuhan pendapatan negara yang masih positif, terutama melalui setoran pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Pada Mei 2023, penerimaan negara dari pajak sendiri tercatat tumbuh 17,7% menjadi Rp830,3 triliun, atau 48,3% dari target APBN tahun ini.
- Psikolog Ungkap 3 Cara Ampuh Perkuat Rasa Cinta ke Pasangan
- Punya Utang Rp30 Miliar, BUMN Sakit ini Terancam Pailit
- 37 Negara Jadi Saksi Kegigihan Indonesia Saat Ladeni Argentina
Sedangkan untuk penerimaan negara mengalami pertumbuhan sebesar 13% secara tahunan (YoY) menjadi Rp1.209,3 triliun pada Mei 2023 atau 49,1% dari total target penerimaan negara.
Dari sisi belanja, realisasi belanja negara hingga Mei 2023 tercatat sebesar Rp1.005,0 triliun, terhitung tumbuh sebesar 7,1%. Jumlah tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp714,6 triliun dan transfer ke daerah serta dana desa (TKDD) sebesar Rp290,3 triliun.
Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa keseimbangan primer mencatat surplus sebesar Rp390,5 triliun, yang terpantau lebih tinggi dari keseimbangan primer pada periode sama tahun lalu sebesar Rp298,6 triliun.