Sri Mulyani Ingin Peran Pandemic Fund Diperluas hingga Skala Global
- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta penggalangan dana pandemi tidak hanya diprioritaskan untuk di satu negara saja. Namun untuk kemungkinan terjadinya di regional dan global seperti World Health Organization (WHO).
Nasional
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta penggalangan dana pandemi tidak hanya diprioritaskan untuk di satu negara saja, terlebih pada suatu regional atau bahkan global seperti World Health Organization (WHO).
Menkeu dalam sambutannya menyebut penandatanganan ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk merealisasikan Pandemic Fund. Pembentukan dana itu sendiri adalah salah satu hasil dari Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 lalu.
"Sebagai negara dan kawasan, kita tidak boleh mengabaikan atau memperlakukan pandemi seolah hanya guncangan sesaat dan kita bisa melanjutkan hidup", ungkap Menkeu dalam penandatangan cover letter proposal Pandemic Fund Indonesia, dilansir pada Rabu, 17 Mei 2023.
- Kejagung Pastikan Penetapan Tersangka Menkominfo Murni Penegakan Hukum
- IHSG Ditutup Melemah, Bursa Asia Berdarah
- Tiket Presale BCA Ludes, Publik Masih Bisa Akses Tiket Coldplay dengan Cara Ini
Hal tersebut dikatakan Menkeu dalam acara penandatanganan cover letter proposal dana pandemi atau Pandemic Fund Indonesia bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Penggalangan dana tersebut guna mempersiapkan apabila sewaktu-waktu pandemi di masa depan terjadi.
Sri Mulyani berharap agar mekanisme Pandemic Fund dapat menjadi sarana untuk menunjukkan komitmen Indonesia kepada dunia bahwa Pemerintah terus memperbaiki kualitas sistem kesehatan nasional sekaligus menjalin semangat kerja sama dan kolaborasi di kancah regional dan global.
Sebelumnya, Pandemic Fund dibentuk oleh negara anggota G20 untuk antisipasi jika terjadi pandemi lagi di masa depan. Sejak dibentuk, per 8 hingga 9 September 2022, Dana yang berhasil dikumpulkan dana US$1,4 miliar dari 24 donor atau setara dengan Rp21,56 triliun (kurs Rp15.400). Namun menurut Presiden Jokowi, harusnya dunia membutuhkan US$31,1 miliar atau 481,8 triliun dalam upaya mencegah hingga mengatasi pandemi.