Sri Mulyani dalam Press Conference RAPBN dan Nota Keuangan TA 2024 pada Rabu, 16 Agustus 2023.
Energi

Sri Mulyani Pangkas Subsidi Energi Tahun 2024 jadi Rp329,9 Triliun

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan menggelontorkan, subsidi dan kompensasi energi pada Rancangan APBN (RAPBN) 2024 diusulkan turun menjadi Rp329,9 triliun.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan mengusulkan subsidi dan kompensasi energi pada Rancangan APBN (RAPBN) 2024 turun menjadi Rp329,9 triliun.

Adapun anggaran ini meliputi Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan juga listrik dalam RAPBN 2024 anggaran subsidi ini turun dari outlook tahun 2023 diangka Rp357 triliun.

"Untuk subsidi dan kompensasi 2024, terutama untuk menjaga stabilitas harga, terutama harga energi dan non energi," kata Sri Mulyani dalam Press Conference RAPBN dan Nota Keuangan TA 2024 pada Rabu, 16 Agustus 2023.

Orang nomor satu di Kemenkeu ini mengatakan bahwa, subsidi tersebut akan ditujukan untuk subsidi tetap BBM Solar sebesar Rp1.000 per liter, lalu untuk subsidi LPG sebesar Rp8.943 per kg atau setara volume 8,03 juta ton.

Sedangkan untuk subsidi listrik bagi pelanggan golongan rumah tangga 450 VA dan 900 VA akan disesuaikan melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Yakin Subsidi 2023 Tak Jebol

Sri Mulyani meyakini bahwa untuk subsidi energi sepanjang 2023 yang senilai Rp357 triliun tidak akan jebol. Hal ini didasarkan oleh harga minyak mentah yang telah tuun saat ini mencapai US$80 per barel yang berarti di bawah asumsi makro.

Bahkan ia memproyeksi pada 2023 ini realisasi anggaran subsidi energi hanya mencapai Rp352,2 triliun, di bawah yang dianggarkan dalam APBN 2023.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menggelontorkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kompensasi listrik hingga Rp108,2 triliun hingga Juli 2023.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merinci, realisasi subsidi BBM dan kompensasi listrik masing-masing menelan Rp59,7 triliun dan Rp48,5 triliun.

Bendahara negara ini menjelaskan, realisasi pembayaran subsidi sebesar Rp59,7 triliun untuk BBM sebanyak 8.654,2 kl (kiloliter). Sedangkan untuk realisasi subsidi LPG 3 Kg pemerintah menggelontorkan Rp37,7 triliun untuk 4 juta metrik ton.

Sedangkan untuk listrik bersubsidi 39,2 juta pelanggan dan subsidi bantuan uang muka perumahan untuk 110 ribu unit rumah dengan dana yang digelontorkan Rp452,9 miliar.