Sri Mulyani Prediksi Lifting Migas Turun pada 2025
- Realisasi lifting minyak 2023 sebesar 605,5 MBOPD atau 92% dari target APBN dan realisasi salur gas hingga akhir 2023 berada di level 5.378 MMscfd atau 87% dari target
Energi
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan lifting minyak pada 2025 berada di kisaran 580.000 barel per hari (bph) sampai 601.000 bph. Sedangkan lifting gas berada di rentang 1.003 juta barel setara minyak per hari (bsmph) sampai dengan 1.047 juta bsmph.
Hal itu tertuang pada kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) untuk tahun anggaran 2025. Adapun asumsi lifting migas itu turun signifikan dari postur anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) tahun ini.
“Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen sampai 5,5 persen,” kata Sri Mulyani di Penyampaian Pemerintah terhadap KEM PPKF RAPBN Tahun Anggaran 2025 pada Senin, 20 Mei 2024.
Pada APBN 2024, lifting minyak ditetapkan sebesar 635.000 bph, serta lifting gas sebesar 1.033 juta bsmph. Seperti diketahui, WP&B 2024 untuk lifting minyak ditetapkan di level 596 MBOPD atau lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN di level 635 MBOPD.
Sementara itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyepakati target salur gas untuk 2024 dalam WP&B di level 5.544 MMscfd. Target itu lebih rendah dari batas minimal yang diamanatkan APBN di level 5.6785 MMscfd.
Melansir data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi lifting minyak hingga akhir 2023 berada di level 605,5 MBOPD atau 92% dari target APBN yang saat itu ditetapan di rentang 660 MBOPD. Sementara itu, realisasi salur gas hingga akhir 2023 berada di level 5.378 MMscfd atau 87% dari target APBN tahun lalu sebesar 6.160 MMscfd.
Selain lifting migas, Sri Mulyani menargetkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) di kisaran US$75 per barel sampai dengan US$85 per barel
Saat ini, APBN menggunakan asumsi ICP sebesar US$82 per barel, dengan nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000 per dolar AS. Sementara inflasi diharapkan terkendali di level 2,8%.
Adapun asumsi makro ekonomi yang diusulkan adalah:
Pertumbuhan ekonomi 5,1-5,5%
Yield SBN 10 tahun 6,9-7,3%
Nilai tukar Rp15.300-16.000 per dolar AS
Inflasi 1,5-3,5%
ICP US$75-85 per barel
Lifting Minyak 580.000-601.000 Bph
Lifting Gas 1,003-1,047 juta bsmph
Sasaran pembangunan:
Tingkat Pengangguran Terbuka 4,5-5%
Kemiskinan 7-8%
Rasio Gini 0,379-0,382
Indeks Modal Manusia 0,56
Nilai Tukar Petani 113-115
Nilai Tukar Nelayan 104-105