Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Masih Negatif
JAKARTA- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 ini masih mengalami kontraksi sementara di kuartal IV berada sedikit di bawah zona netral. “Di kuartal III kita mungkin masih mengalami negatif growth dan bahkan mungkin kuartal IV juga masih dalam zona sedikit di bawah netral,” kata Sri Mulyani dalam […]
Industri
JAKARTA- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 ini masih mengalami kontraksi sementara di kuartal IV berada sedikit di bawah zona netral.
“Di kuartal III kita mungkin masih mengalami negatif growth dan bahkan mungkin kuartal IV juga masih dalam zona sedikit di bawah netral,” kata Sri Mulyani dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu 2 September 2020.
Sri Mulyani menjelaskan kuartal III berpotensi mengalami kontraksi karena pemulihan aktivitas perekonomian yang mulai terjadi masih sangat rapuh.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia menyebutkan mobilitas aktivitas masyarakat sempat mengalami peningkatan mulai Mei hingga Juni dengan harapan konsumsi mulai pulih secara bertahap.
“Indikator konsumsi kita setelah tertekan berat, Mei dan Juni menunjukkan pembalikan,” ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain, ia menuturkan indeks ekspektasi dari Juni ke Juli mengalami flat sehingga momentum mulai terjadinya pemulihan harus benar-benar dijaga.
“Memang ada pembalikan yang cukup meyakinkan dari Mei tapi momentum tersebut tidak harus taken for granted,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu Sri Mulyani menyatakan pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi untuk 2020 adalah antara minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.
Ia menjelaskan asumsi perekonomian mampu tumbuh 0,2 persen didasarkan pada kuartal III dan IV dapat mengalami pemulihan sehingga menjadi kompensasi atas kontraksi yang terjadi pada kuartal II.
“Kalau 0,2 persen mengasumsikan bahwa di kuartal III dan IV recovery bisa terjadi lebih untuk mengkompensasi kontraksi yang dalam pada kuartal II,” kata Sri Mulyani dikutip dari Antara.