<p>Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat hadir dalam rapat kerja dengan Komisi XI di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 15 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Sri Mulyani Rancang APBN 2022: Defisit Turun ke 4,85% dan Rasio Utang Negara 43%

  • Kemenkeu memasang target defisit APBN 2020 di kisaran Rp808,2 triliun hingga Rp879,9 triliun atau sebesar 4,51%-4,85%.

Nasional

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyusun postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Kemenkeu memasang target defisit APBN 2020 di kisaran Rp808,2 triliun hingga Rp879,9 triliun atau sebesar 4,51%-4,85%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pendapatan negara pada 2022 bisa tumbuh minimal 10,18% year on year (yoy) menjadi Rp1.823,5 triliun hingga Rp1.895,4 triliun. Target itu lebih tinggi 8,7% dibandingkan dengan proyeksi penerimaan tahun ini yang sebesar Rp1.743,6 triliun.

Sri menyebut postur ini telah menyesuaikan target defisit APBN 3% pada 2023. “Outlook 2021 menjadi baseline untuk penyusunan makro fiskal 2022. Efektivitas pemulihan dan reformasi struktural menjadi kunci menuju konsolidasi fiskal tahun 2023,” terang Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pusat, Kamis 29 April 2021.

Penerimaan pajak tetap menjadi tulang punggung APBN pada 2022 dengan porsi Rp1.499,3 hingga Rp1.528,7 triliun. Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditaksir bisa mencapai Rp322,4 triliun hingga Rp363,1 triliun dan penerimaan hibah diproyeksikan sebesar Rp1,8 triliun hingga Rp3,6 triliun.

Sementara itu belanja negara pada 2022 ditargetkan mencapai Rp2.631,8 triliun hingga Rp 2.775,4 triliun. Adapun belanja negara pada 2021 diperkirakan bakal menyentuh angka Rp2.750.

Dana itu terdiri dari belanja pusat sebesar Rp1.856 triliun hingga Rp1.929 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp775,8 triliun hingga Rp845,3 triliun.

Meski belanja negara pada 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun ini, Sri Mulyani optimis defisit APBN tetap bisa ditekan secara berkala. Untuk diketahui, target defisit APBN pada 2021 mencapai 5,4% terhadap PDB.

“Pembiayaan 2022 akan terus dijaga secara prudent di dalam kondisi global yang dinamis, termasuk tren dari pemulihan ekonomi global,” kata Sri Mulyani.

Pembiayaan APBN

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan pembiayaan Rp808,2 triliun hingga Rp879,9 triliun itu akan diperoleh dari dua instrumen yakni utang neto dan investasi.

Pembiayaan dari utang neto diperkirakan mencapai 4,81% hingga 5,8% dan investasi di rentang minus 0,3% hingga minus 0,95%. Maka, Indonesia bakal memiliki rasio utang di kisaran 43,76% hingga Rp44,28% dengan titik tengah berada di angka 41,05%.

Dengan demikian, keseimbangan primer APBN pada 2022 ditaksir berada di kisaran defisit Rp414,triliun hingga Rp480,6 triliun atau setara 2,31%-2,65% terhadap PDB.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu optimistis belanja pemerintah bakal terus susut seiring masifnya strategi investasi yang digenjot Indonesia mulai tahun ini.

Menurut Febrio, konsolidasi fiskal dan penguatan spending better terus dilakukan mulai tahun ini. Hal itu, kata Febrio, bakal berefek terhadap menyusutnya defisit APBN hingga mencapai 3% pada 2023.

“Kita selalu menjaga disiplin APBN di defisit 3%, bahkan sempat 2% di sebelum pandemi. Namun pandemi ini membuat disiplin fiskal melebar dan kami pastikan bakal kembali ke defisit 3% pada 2023,” kata Febrio dalam Telaah Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi, Kamis 29 April 2021. (LRD)