Sri Mulyani Sumringah, Inflasi Indonesia Terkendali Bikin Ekonomi Stabil
- Komponen inflasi volatile food, yang sebagian besar dipengaruhi oleh harga pangan, menunjukkan penurunan menjadi 8,14%.
Makroekonomi
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan tingkat inflasi nasional pada Mei 2024 sebesar 2,8% (year on year/yoy). Hal ini masih cukup rendah berdampak pada perekonomian yang stabil.
Ia menyatakan, inflasi mulai terkendali sejak April 2024 setelah periode tekanan pada harga pangan yang meningkat sejak Desember 2023. Komponen inflasi volatile food, yang sebagian besar dipengaruhi oleh harga pangan, menunjukkan penurunan menjadi 8,14%.
“Kontribusi volatile food atau pangan terhadap inflasi kita mulai menunjukkan penurunan grafik, sekarang di 8,14%. Ini menimbulkan perkembangan yang cukup positif, karena inflasi harga menggerus daya beli langsung masyarakat banyak, terutama menengah ke bawah,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTA, pada Kamis, 27 Juni 2024.
- Utang Jepang Lebih Besar dari Indonesia, Tetapi Kenapa Lebih Aman?
- Alasan Harita Nickel (NCKL) Naikkan Buyback Saham Jadi Rp1 Triliun
- Dibela Asperindo, Shopee Justru Akui Lakukan Monopoli Jasa Pengiriman
Lebih lanjut, administered price atau komponen yang diatur pemerintah tetap stabil rendah, yaitu sebesar 1,52%. Sri Mulyani mengatakan, hal ini karena belum ada perubahan dalam berbagai harga yang diatur pemerintah.
Sedangkan inflasi inti sedikit menunjukkan perkembangan ke atas namun tetap di bawah level 2%, yaitu 1,93%.
Menkeu menjelaskan, inflasi inti dikontribusi oleh 680 komoditas atau sekitar 65% dari total harga dalam basket konsumen. Sementara, inflasi administered price ada 41 komoditas atau 19,2%. Sementara, volatile food ada 126 makanan yang mempengaruhi inflasi dengan bobotnya 15,8%.
“Ekonomi kita dengan inflasi rendah relatif dalam kondisi yang stabil dan dalam kondisi pertumbuhan positif 5% ini baik. Karena jarang ada negara yang masih mempertahankan pertumbuhan di atas 3%,” pungkasnya.
Di sisi lain, prospek ekonomi Indonesia jangka pendek tetap terjaga dengan baik. Salah satunya terlihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) stabil di 125,2, sementara Mandiri Spending Index (MSI) mencatatkan level 45 yang menunjukkan rata-rata yang tetap tinggi dan pertumbuhan yang positif.
Ia menambahkan, indeks penjualan riil juga tumbuh kuat sebesar 4,7%. PMI Indonesia juga masih menunjukkan kondisi ekspansif dengan posisi 52,1. Konsumsi listrik untuk bisnis tumbuh 8,6% dan industri naik dari zona negatif menjadi positif sebesar 1,8%.
- Jadi Pengelola Tambang, NU Wajib Bayar Kompensasi Ini
- APBN Defisit Rp21,8 Tiliun, Imbas Harga Komoditas Anjlok
- PTBA Pasang Target 30 Persen Pendapatan dari EBT, Bagaimana Prospeknya?
“Ini hal yang positif dari kegiatan ekonomi dan nanti terlihat dari penerimaan pajak dari sisi PPN terlihat adanya dinamika ekonomi yang masih terjaga positif,” tuturnya.
“Konsumsi semen juga menunjukkan pertumbuhan 11,2% yoy, yang mencerminkan pemulihan aktivitas konstruksi setelah Hari Raya dan liburan lainnya,” tandasnya.