<p>Tampak logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 6 Juli 2020. Logo baru yang diluncurkan pada Rabu, 1 Juli 2020 menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sri Mulyani Suntik BUMN Rp42,4 Triliun

  • Realisasi pembiayaan investasi pada semester I-2021 sebesar Rp25,6 triliun sedangkan untuk semester II diperkirakan Rp179 triliun sehingga secara keseluruhan tahun diproyeksikan mencapai Rp204,6 triliun.

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan anggaran Rp42,4 triliun untuk rencana pembiayaan investasi bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga lainnya yang akan direalisasikan pada semester II-2021.

“Semester II ini pembiayaan investasi untuk BUMN dan lembaga lain adalah akan ada Rp42,4 triliun,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin, 23 Agustus 2021.

Sri Mulyani merinci anggaran tersebut akan diberikan kepada PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp6,2 triliun untuk pembangunan tiga ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yaitu Kuala Tanjung-Parapat, Sigli-Banda Aceh, Lubuk Linggau-Bengkulu sepanjang 66 kilometer.

Pembangunan tiga ruas JTTS tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 212.935 orang dan menghasilkan outcome bagi masyarakat berupa penurunan waktu tempuh dan biaya logistik.

Kedua, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sebesar Rp2,3 triliun untuk mendukung pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejahtera bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan target 157.500 unit.

Ketiga yakni PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) sebesar Rp1 triliun untuk kawasan industri terpadu Batang dan keempat adalah PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Rp5 triliun untuk infrastruktur transmisi listrik, gardu induk, dan distribusi listrik pedesaan 3T.

Kelima, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo Rp1,2 triliun untuk mendukung pengembangan Pelabuhan Benoa yang kapasitas kunjungan kapal pesiarnya naik empat kali lipat yaitu 600 kunjungan per tahun dan kapasitas penumpang naik tiga kali lipat atau 3,2 juta per tahun.

Keenam yaitu PT PAL Indonesia (Persero) Rp1,3 triliun dan ketujuh adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Eximbank Indonesia sebesar Rp5 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekspor nasional.

Kedelapan, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Rp500 miliar untuk infrastruktur dasar dan fasilitas pendukung pariwisata di Tana Mori Nusa Tenggara Timur dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.327 orang (perhotelan) dan 75.045 (tidak langsung).

Kesembilan, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI Rp20 triliun untuk penguatan industri asuransi dan penyelesaian Jiwasraya dengan pembentukan Indonesia Financial Group (IFG) Life.

Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah berencana menambahkan pembiayaan investasi pada semester II tahun ini sebesar Rp32,9 triliun yang berasal dari pemanfaatan cadangan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan Rp16,9 triliun dari pemanfaatan SAL.

Pemanfaatan cadangan PEN Rp32,9 triliun diberikan kepada PT Hutama Karya Rp9 triliun untuk melanjutkan penyelesaian empat ruas JTTS yaitu Medan-Binjai, Binjai-Langsa, Pekanbaru-Dunai, dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.

Kemudian diberikan kepada Indonesia Investment Authority (INA) Rp15 triliun untuk optimalisasi nilai investasi dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan FDI, serta estafet financing berbagai proyek infrastruktur.

Selanjutnya kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) Rp7,9 triliun untuk penyelesaian pembangunan tujuh ruas Jalan Tol Trans Jawa dan Sumatra, divestasi ruas tol potensial untuk mengurangi beban utang dan delapan stream aktivitas penyelamatan. Terakhir diberikan kepada Badan Bank Tanah Rp1 triliun untuk kebutuhan modal awal.

Sementara pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL) Rp16,9 triliun diberikan kepada PT Hutama Karya Rp10 triliun untuk penyelesaian sembilan ruas JTTS yaitu Medan-Binjai, Pekanbaru- Dumai, Binjai-Langsa, Indralaya-Muara Enim, Kisaran-Indrapura, Kuala-Tanjung Parapat, Lubuk Linggau-Bengkulu, Sigli-Banda Aceh dan Pangkalan-Pekanbaru.

“Dengan PMN (penyertaan modal negara) Rp19 triliun terbangun 107 kilometer dengan tambahan serapan tenaga kerja 181.077 orang,” ujarnya.

Kemudian juga diberikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Rp6,9 triliun mendukung penyelesaian pembangunan infrastruktur perkeretaapian.

Sebagai informasi, realisasi pembiayaan investasi pada semester I-2021 sebesar Rp25,6 triliun sedangkan untuk semester II diperkirakan Rp179 triliun sehingga secara keseluruhan tahun diproyeksikan mencapai Rp204,6 triliun.