<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. / Kemenkeu.go.id</p>
Nasional

Sri Mulyani: Transaksi Syariah Digital Capai Rp41,8 Triliun pada 2021

  • Jumlah transaksi keuangan syariah digital pada 2021 mencapai US$2,9 miliar setara Rp41,8 triliun.

Nasional

Daniel Deha

JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa performa keuangan syariah digital Indonesia sangatlah bagus. Menurut dia, jumlah transaksi keuangan syariah digital pada 2021 mencapai US$2,9 miliar setara Rp41,8 triliun.

"Berdasarkan Global Islamic Fintech Report 2021, Indonesia masuk dalam peringkat 5 besar negara yang memiliki nilai tinggi pada transaksi syariah digital, yaitu mencapai US$2,9 miliar. Indonesia pun mampu bersaing dengan Saudi Arabia, Iran, United Arab Emirates, dan Malaysia," ujarnya dalam acara The Annual Islamic Finance Conference (The AIFC) ke-5, dikutip dari akun Instagramnya, Rabu, 25 Agustus 2021.

AIFC ke-5 tahun ini berlangsung secara virtual dari 25-26 Agustus 2021, dengan mengusung tema "The Role of Islamic Finance in Promoting Economic Recovery: Enhancing Productivity, Financial Stability, Sustainable and Inclusive Growth."

Sri Mulyani mengatakan, kinerja keuangan syariah di Indonesia tumbuh meski diterpa pandemi COVId-19 sepanjang tahun.

Dari sisi perbankan, aset perbankan syariah tumbuh 15,6% (yoy) atau mencapai Rp598,2 triliun pada Mei 2021. Selain itu, jumlah investor pasar keuangan syariah juga meningkat 9,3% di kuartal pertama 2021.

Mantan Direktur Bank Dunia ini berharap konferensi keuangan Islam internasional tahun ini dapat mengungkit inovasi keuangan syariah Indonesia untuk terus bertumbuh di masa pandemi COVID-19.

Hal itu karena peran penting keuangan syariah dalam mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan akses pembiayaan seperti melalui zakat, infaq, waqaf, inovasi green sukuk, serta pembiayaan UMKM.

"Melalui AIFC saya berharap dapat muncul berbagai pengetahuan baru maupun inovasi untuk mengoptimalkan peran keuangan syariah, sehingga mampu secara efektif berkontribusi pada daya tahan, keberlanjutan, dan inklusivitas di pasar keuangan global," pungkasnya.

Adapun AIFC ke-5 merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Keuangan, the Islamic Development Bank Institute (IsDB), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), dan Universitas Indonesia.

Seminar ini akan diisi oleh ekonom dan ahli keuangan syariah terkemuka, di antaranya Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati dan Acting Director-General, IsDBI, Sami Al-Suwailem.

Dalam konferensi, akan ada sesi pemaparan makalah dari berbagai akademisi dan praktisi ekonomi syariah untuk menambah wawasan pemerintah untuk mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.*