Sri Mulyani Menteri Keuangan di IOG 2023
Energi

Sri Mulyani Was-Was, Kenaikan Harga Minyak Dunia Ancam APBN

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) angkat bicara terkait tren kenaikan harga minyak dunia yang masih cukup tinggi. Hal ini di khawatirkan turut mengganggu Indonesia.
Energi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

NUSA DUA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Menkeu) angkat bicara terkait tren kenaikan harga minyak dunia yang masih cukup tinggi. Hal ini di khawatirkan turut mengganggu Indonesia.

Menurut Sri Mulyani, perkembangan harga minyak akhir-akhir ini masih terus dimonitor dan mendapat perhatian pemerintah. Termasuk pengaruhnya kepada beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerimaan pajak hingga dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB).

"Jadi kami lihat perkembangan akhir-akhir ini yang naik sangat tinggi karena di satu sisi ada sisi suplainya Saudi dan Rusia, OPEC secara khusus mengendalikan atau menurunkan jumlah produksinya, masih kita monitor," katanya kepada awak media di the 4thInternational Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG), Rabu 20 September 2023.

Antisipasi Fiskal yang Dilakukan

Tak hanya menyangkut harga minyak, namun juga mengenai subsidi kompensasi energi untuk listrik hingga LPG 3 kg turut menjadi perhatian. Sri Mulyani mengatakan kebutuhan energi di Indonesia akan terus meningkat pasca pandemi COVID-19 mereda.

Namun, meningkatnya kebutuhan minyak dan energi di Indonesia juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Maka dibutuhkan antisipasi dari sisi fiskal termasuk terkait jumlah subsidi dan kompensasi energi tersebut.

Sehingga Menteri Keuangan ini akan terus berhitung dan berkoordinasi dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif hingga Menteri BUMN Erick Thohir untuk turut menjaga berbagai objektif atau tujuan APBN.

"Bagaimana kita bisa menjaga berbagai objektif atau tujuan tadi, stabilitas harga, produksi naik dari sisi upstream-nya, dan juga dari sisi downstream-nya kita akan lebih mentargetkan subsidi supaya lebih tepat sasaran. Itu menjadi salah satu PR yang harus kita lakukan," lanjutnya

Sebelumnya, kekhawatiran akibat harga minyak mentah Brent yang terus merangkak naik di angka US$93,70 per barel alias tertinggi sepanjang tahun ini juga direspon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Menurut Arifin kenaikan harga minyak telah memicu kenaikan harga BBM non subsidi. Di mana dikhawatirkan memicu masyarakat beralih untuk menggunakan BBM bersubsidi Pertalite.

Menteri ESDM ini mengkhawatirkan jika kondisi tersebut terjadi, akan membuat kuota Pertalite yang ditetapkan APBN jebol. Oleh karena itu, Arifin mengimbau agar masyarakat khususnya yang mampu tidak masuk ke sektor subsidi. Masyarakat tetap menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan atau RON diatas Pertalite.

"Kemarin kan sudah lihat, yang non subsidi kan udah pada naik tuh. Ini juga nanti akan mendorong pakai yang Pertalite kan. Kita harapkan, kita imbau supaya jangan masuk sektor subsidi," katanya di Kementerian ESDM pada Jumat, 15 September 2023.