Sritex Milik Konglomerat Lukminto Raup Laba Rp421,5 Miliar
Perusahaan tekstil milik konglomerat Iwan Lukminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex, meraup laba bersih Rp421,51 miliar pada kuartal I-2020.
Industri
Perusahaan tekstil milik konglomerat Iwan Lukminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex, meraup laba bersih Rp421,51 miliar pada kuartal I-2020.
Sritex yang berasal dari Solo, Jawa Tengah ini, mencatat penjualan senilai US$316,61 juta atau setara dengan Rp4,73 triliun (kurs tengah Bank Indonesia Rp14.936 per dolar AS) pada kuartal I-2020. Catatan tersebut turun tipis dari periode sama tahun 2019 US$316,85 juta.
Akan tetapi, adanya keuntungan yang belum direalisasikan atas transaksi lindung nilai (hedging) sebesar US$1,03 juta, membuat perusahaan dengan kode saham SRIL ini mencatat laba bersih US$28,22 juta atau setara dengan Rp421,51 miliar. Laba bersih Sritex ini naik tipis 0,61% dari periode sama tahun 2019 US$28,05 juta.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Secara rinci, sebagian besar penjualan Sritex masih mengalir ke pasar ekspor. Nilainya US$189,14 juta. Sayangnya, jumlah ini turun dari periode sama 2019 senilai US$191,12 juta.
Sementara, penjualan ke pasar domestik justru mencatat peningkatan. Dari US$125,73 juta pada tiga bulan pertama 2019, penjualan Sritex menjadi US$127,48 juta, atau naik 1,39%.
Dengan begitu, kini porsi penjualan ekspor menjadi 59,74% dari sebelumnya 60,32%.
Angka penjualan ekspor sudah sesuai dengan perkiraan manajemen Sritex. Terlebih jika menyoal pandemi virus corona (COVID-19).
Manajemen Sritex menyampaikan, telah membatasi kunjungan pelanggan ke pabrik, dan kemungkinan adanya penurunan permintaan pasar ekspor karena penutupan sementara atau berkurangnya jam kerja.
“Kami telah mengantisipasi hal tersebut dengan memproduksi produk yang dibutuhkan dalam menghadapi COVID-19 yaitu produk masker dan pakaian pelindung diri anti virus yang mana saat ini permintaannya sangat tinggi sehingga kami menambah jam kerja pada departemen-departemen terkait,” jelas manajemen Sritex.
Perseroan juga tidak dapat memperkirakan secara wajar lama atau besarnya pandemi ini. Tetapi, perseroan mengantisipasi dampak material yang merugikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, hasil operasi konsolidasian dan laporan arus kas konsolidasian pada tahun fiskal 2020.
Total aset Sritex per 31 Maret 2020 mencapai US$1,58 miliar setara Rp23,7 triliun. Sedangkan liabilitas perseroan mencapai US$964,2 juta dengan ekuitas US$622,21 juta.
Bersamaan dengan rilis kinerja Sritex, saham SRIL pada perdagangan Senin, 11 Mei 2020, ditutup menguat tipis 0,63% ke level Rp159 per saham dari penutupan perdagangan hari sebelumnya Rp158. Artinya, secara year to date, saham SRIL sudah anjlok 39,31% dari posisi akhir tahun 2019 Rp262 per saham.
Kapitalisasi pasar saham SRIL mencapai Rp3,25 triliun dengan imbal hasil negatif 51,68% dalam setahun terakhir. Saham SRIL mayoritas digenggam oleh PT Huddleston Indonesia yang sebelumnya bernama PT Busana Indah Makmur (59,02%) dan keluarga Lukminto, serta publik 39,89%.
Iwan Lukminto menempati juru kunci orang paling kaya di Indonesia ke-50 versi majalah Forbes 2019. Kekayaan putra dari H.M. Lukminto sebagai pendiri Sritex ini ditaksir mencapai US$585 juta setara Rp8,77 triliun. (SKO)