Ssttt.. Pemilik Sido Muncul Jual Saham ke Investor Asing Rp4,54 Triliun Bikin IHSG Naik?
Aksi net buy hari ini disebabkan oleh adanya transaksi tutup sendiri alias crossing dalam jumlah besar saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Tercatat, investor asing memborong saham SIDO senilai Rp4,54 triliun.
Korporasi
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,56% atau 33,9 poin dan parkir di zona hijau pada akhir perdagangan Rabu 3 Februari 2021. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp4,75 triliun.
Menariknya, aksi net buy hari ini disebabkan oleh adanya transaksi tutup sendiri alias crossing dalam jumlah besar saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Tercatat, investor asing memborong saham SIDO senilai Rp4,54 triliun.
Aksi crossing saham SIDO terjadi menjelang penutupan perdagangan Rabu, 3 Februari 2021. Data BEI mencatat, investor asing masuk ke saham SIDO melalui broker PT Mandiri Sekuritas (CC) tepat pukul 15.00 WIB. Investor asing itu melakukan pembelian sebanyak 63.000.000 lot pada harga Rp720 per lembar sehingga dana yang digelontorkan mencapai Rp4,54 triliun.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Jika ditelusuri dari laporan keuangan perseroan per 30 September 2020, PT Hotel Candi Baru selaku pemegang saham pengendali SIDO, mengempit 81,6% dan publik mengempit 18,4%. Artinya, kemungkinan besar pemilik SIDO yang menjual saham hingga 63 juta lot.
Transaksi itu membuat SIDO bertengger di senarai saham paling tinggi ditransaksikan dari sisi volume (44,6%) dan nilai (24,9%). Saham SIDO ditutup naik 1,32% sebesar 10 poin ke level Rp770 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp23,1 triliun.
Dalam setahun terakhir, saham SIDO bergerak pada rentang Rp452-Rp860 per lembar. Imbal hasil saham SIDO dalam setahun terakhir mencapai 33,21%.
Milik Konglomerat
Hingga kuartal III-2020, produsen jamu Tolak Angin dan Kuku Bima ini meraup laba bersih Rp641,82 miliar. Nilai ini naik 10,78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp579,74 miliar.
Pertumbuhan ini tidak lepas dari kenaikan pendatan perseroan yang secara tahunan telah meningkat 6,04% hingga mencapai Rp2,26 triliun. Dari sisi penjualan, produk jamu herbal dan suplemen masih mendominasi dengan nilai Rp1,44 triliun atau 63,89% dari total omzet perseroan. Sedangkan sektor makanan dan minuman menjadi segmen dengan pertumbuhan paling pesat dari Rp608,02 miliar menjadi Rp722,19 miliar atau tumbuh 18,78%.
Posisi finansial SIDO terlihat masih cukup stabil dengan ekuitas Rp3,3 triliun dan liabilias Rp394,95 miliar. Dengan begitu, aset perseroan hingga September 2020 pun meningkat menjadi Rp3,69 triliun dari sebelumnya Rp3,52 triliun.
- Tidak Mampu Bayar Kupon Global, BEI Gembok Saham Garuda Indonesia
- Basis Investor Ritel Menguat, Kemenkeu Optimis SBN Ritel Diburu Investor
- 23 Perusahaan Antre IPO: Pak Erick, Masih Belum Ada BUMN di Daftar BEI
Sido Muncul merupakan perusahaan jamu yang dimiliki oleh konglomerat Irwan Hidayat. Dia menjadi salah satu konglomerat yang menerima berkah di tengah pandemi COVID-19.
Nilai saham perusahaannya meningkat drastis semenjak produk jamu Tolak Angin semakin laris manis sepanjang 2020. Kekayaan Irwan melesat 41% dibandingkan dengan tahun lalu dari sebelumnya US$1,1 miliar atau Rp15,54 triliun menjadi Rp1,55 miliar atau Rp21,9 triliun.
Peringkat kekayaan Irwan Hidayat yang sebelumnya hanya berada posisi 30 pun kini melejit hingga bertengger di nomor 17 versi majalah Forbes 2020.
Investor Asing Berburu
Tak hanya itu, sejumlah saham lain turut menjadi incaran asing hari ini antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang tercatat net buy Rp745,4 miliar. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang diserbu asing dengan nilai Rp497,9 miliar
Saham selanjutnya yang menarik minat investor asing hari ini adalah PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai Rp472 miliar. Lalu ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net foreign buy sebesar Rp465,9 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Di sisi lain, empat perusahaan mengalami penurunan harga saham hingga menyentuh auto reject bawah (ARB). Yang pertama saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) anjlok 6,93%.
Lalu diikuti saham PT Langgeng Makmur Plastic I Tbk (LMPI) yang ambles 6,82%. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turut longsor 6,75%, dan terakhir PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) turun 6,62%.
Sementara itu, sebanyak 284 saham menguat, 190 melemah, dan 152 lainnya tidak mengalami perubahan pada perdagangan hari ini.
Sedangkan, total transaksi hingga akhir sesi II sebesar Rp20,57 triliun dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp7.181,08 triliun. (SKO)