<p>Suasana ruas jalan ibukota saat pemberlakuan kembali PSBB di Jalan Sudirman, Jakarta, Senin, 14 September 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid dua atau PSBB pengetatan, yang berlaku selama dua pekan mulai Senin, 14 September 2020 hingga 27 September 2020. Penerapan PSBB itu mengacu pada Pergub Nomor 88 Tahun 2020 terkait perubahan Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Staf Anies Tuding Pembangunan Jakarta Era Ahok, Jokowi, dan Foke Terlalu Utamakan Mobil Pribadi

  • Staf Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini mengungkapkan periode sebelumnya, yakni era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Djarot Saiful Hidayat, Joko Widodo (Jokowi), Fauzi Bowo (Foke), hingga Soetiyoso (Bang Yos), hanya mementingkan mobil pribadi semata.

Nasional
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pembangunan Jakarta sebelumnya tidak mengutamakan kepadatan kota dan terlalu mengandalkan kendaraan pribadi sebagai mobilitasnya.

Staf Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini mengungkapkan periode sebelumnya, yakni era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Djarot Saiful Hidayat, Joko Widodo (Jokowi), Fauzi Bowo (Foke), hingga Soetiyoso (Bang Yos), hanya mementingkan mobil pribadi semata.

“Dampak dari itu semua terjadi disintegrasi antar moda angkutan massal dan juga disintegrasi transportasi dengan tata ruang dan pembangunan condong berpihak pada kendaraan pribadi,” ujar Syafrin dalam webinar Integrasi Infrastruktur Kota dan Transportasi Berkelanjutan, Rabu, 24 Maret 2021.

Syafrin menyebut pembangunan seperti itu adalah car oriented development dan membuat pertumbuhan pembangunan tidak di dalam kota tetapi melebar ke area Bodetabek. Dirinya menambahkan pembangunan seperti itu jadi biang kerok utama masalah kemacetan Ibu Kota.

“Maka mulai 2018 dimasifkan integrasi transportasi secara baik dan utuh serta orientasi kepada kendaraan pribadi. Ini mulai diubah dengan memberikan prioritas kepada pejalan kaki,” tambahnya.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengubah paradigma pembangunan menjadi transit oriented development sejak 2018. Ini artinya pembangunan kini memprioritaskan pejalan kaki dan menempatkan kendaraan pribadi sebagai prioritas terakhir.

Hal ini diwujudkan dengan penataan trotoar di Jakarta sepanjang 364 kilometer seperti di daerah Dukuh Atas, Sudirman-Thamrin, Thamrin 10, hingga Kendal Menteng. Syafrin mengatakan pembangunan ini dilakukan mulai dari 2018 hingga 2020.

Syafrin juga mengatakan selama ini telah dibangun secara masif mulai dari Bus Rapid Transit (BRT) yang saat ini telah tersedia 13 koridor, Light Tail Transit (LRT) walaupun masih sebatas 5,9 kilometer dari Kelapa Gading ke Velodrome atau Rawamangun, dan Moda Rapid Transit (MRT) dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI.

“Ketiga moda transportasi ini telah diintegrasikan secara baik yaitu dengan angkutan jalan dan juga moda KRL (kereta rel listrik),” tutupnya. (SKO)