<p>Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasi kepada pekerja KAI dan KCI di kantor Kementrian BUMN, Jakarta, Senin, 13 Juli 2020. Menteri BUMN Erick Thohir memberikan penghargaan kepada dua pekerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), yakni Petugas Pengawalan KRL, Egi Sandi Saputra (24) dan Petugas Kebersihan kereta, Mujenih (34) yang menemukan uang Rp500 juta di gerbong kereta saat parkir di Stasiun Bogor, Jawa Barat. Apresiasi ini sekaligus penghormatan atas kejujuran dan amanah yang dilakukan saat bekerja. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
BUMN

Stagnan, Erick Thohir Prediksi Setor Dividen BUMN Tahun 2024 Sebesar Rp80,2 Triliun

  • Dividen BUMN pada tahun depan berasa dari emiten BUMN sebesar Rp53,7 triliun dan BUMN Non-Tbk Rp26,5 triliun.

BUMN

Laila Ramdhini

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi setoran dividen BUMN tahun 2024 mencapai Rp80,2 triliun. Target ini masih sama atau stagnan dari setoran dividen pada 2023.

Erick menjelaskan target dividen BUMN pada tahun depan berasa dari emiten BUMN sebesar Rp53,7 triliun dan BUMN non-terbuka (non-Tbk) senilai Rp26,5 triliun.

“Inilah kenapa nanti kami dorong juga tidak bisa yang namanya dividen ini bergantung hanya Himbara (Himpunan Bank Negara). Tetapi kami mendorong kelompok-kelompok usaha lain untuk bisa melakukan dividen yang baik. Sehingga angka-angka ini bisa terjaga,” ujar Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dikutip Jumat, 16 Juni 2023.

Stagnan

Erick mengungkapkan target dividen BUMN sebesar Rp80,2 triliun pada 2024 masih stagnan dari tahun ini. Pasalnya, ia menilai kondisi perekonomian menurun terlihat dari beberapa data yang mengalami pertumbuhan negatif seperti komoditas.

"Juga situasi tekanan global kalau kita lihat beberapa negara masih mengalami inflasi tinggi dan supply chain yang terganggu. Tetapi kami tetap di Kementerian BUMN paling tidak berusaha menyamakan dividen yang kami berikan seperti tahun ini, sebenarnya walaupun cukup berat," kata Erick.

Alasan lain, kata Erick, Kementerian BUMN pada 2023 menargetkan revenue atau pendapatan BUMN sebesar Rp3.000 triliun, bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Rp600 triliun, dan net income Rp250 triliun.

Erick menegaskan bahwa angka yang disampaikan tersebut saat ini baru target, bukan angka yang pasti didapat lantaran saat ini masih pertengahan tahun.

"Ini kan sebenarnya masih bulan Juni, jadi kami juga belum bisa menyampaikan bahwa ini angka yang pasti didapat. Tetapi ini target yang kementerian lakukan dan kami juga mendorong seluruh BUMN untuk sampai ke angka-angka yang sudah kami terapkan sebagai KPI (key performance indicator) masing-masing direksi waktu itu," ujarnya.