Perusahaan rintisan perdagangan daring (start up e-commerce) PT Aruna Jaya Nuswantara (Aruna) / Dok. Aruna
Fintech

Start Up Aruna Catat Rata-Rata Omzet Nelayan Mitra Capai Rp15 Juta per Bulan

  • Perusahaan rintisan (start up) di bidang kelautan dan perikanan, PT Aruna Jaya Nuswantara (Aruna) mencatat, rata-rata penghasilan nelayan mitra naik dari Rp2 juta per bulan menjadi Rp15 juta per bulan.
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Perusahaan rintisan (start up) di bidang kelautan dan perikanan, PT Aruna Jaya Nuswantara (Aruna) mencatat, rata-rata penghasilan nelayan mitra naik dari Rp2 juta per bulan menjadi Rp15 juta per bulan.

Sebagai informasi, Aruna menjembatani para nelayan dengan pembeli, baik di dalam maupun di luar negeri. Terdapat dua aplikasi utama yang dikembangkan, yakni Aplikasi Pemasok untuk kelompok nelayan dalam menginput data saat melakukan transaksi dan Aplikasi Pembeli yang digunakan oleh perusahaan atau pelanggan B2B untuk mencari dan membeli ikan dari kelompok nelayan.

Sistem ini menampilkan informasi harga secara terbuka. Dengan data itu, nelayan memahami fluktuasi harga dan mendapatkan harga lebih adil. Para nelayan dapat langsung melihat nilai sebenarnya dari hasil tangkapan mereka. 

“Selain ingin meningkatkan taraf hidup komunitas nelayan, Aruna juga berkomitmen mendorong praktik perdagangan ikan yang bertanggung jawab untuk keberlanjutan industri perikanan dalam jangka Panjang. Apalagi sejumlah negara, seperti AS semakin meminta praktik sustainabilitas dalam penangkapan ikan,” kata Chief of Sustainability and Co-Founder Aruna, Utari Octavianty, dalam Indonesia Brand Forum, Selasa 2 November 2021.

Saat ini, Aruna telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 23.000 nelayan yang tinggal di 75 desa pesisir di seluruh Indonesia. Selain itu, Aruna juga konsisten mempekerjakan para istri nelayan untuk bekerja sebagai pengolah hasil tangkapan di desa mereka.

Aruna, lanjut Utari, mendampingi kelompok ibu-ibu untuk mengolah ikan agar mendapatkan nilai tambah. Setiap kampung nelayan yang terafiliasi dengan Aruna bisa meraup omzet Rp300-700 juta per bulan.

Bukan hanya itu, Aruna juga membuka lapangan kerja tambahan di desa-desa pesisir. Para putra daerah yang kompeten di bidang teknologi direkrut oleh Aruna menjadi local heroes, yaitu tim khusus yang membantu digitalisasi data perikanan para nelayan dari Sabang hingga Merauke. 

“Sekalipun Aruna adalah perusahaan teknologi, bagi kami, teknologi itu bukan untuk menggantikan peran manusia, tapi untuk membantu agar SDM yang ada bisa berpikir lebih strategis. Untuk itulah kami menciptakan teknologi yang membantu para putra daerah agar dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif dan efisien di daerah masing-masing,” papar Utari.