Start Up e-Commerce Desty Raup Pendanaan Pra-Seri A Senilai Rp17,5 Miliar
- Perusahaan rintisan (start up) Desty telah memperoleh pendanaan sebesar US$5 juta setara Rp17,5 miliar dari sejumlah investor.
Pasar Modal
JAKARTA — Perusahaan rintisan (start up) berbasis e-commerce Desty telah memperoleh pendanaan pra-Seri A senilai US$5 juta atau setara Rp17,5 miliar (asumsi kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat) dari sejumlah investor pada Jumat, 26 November 2021.
Co-Founder dan CEO Desty Mulyono Xu mengatakan pendanaan pra-Seri A ini bersumber dari investor asing yang dipimpin oleh East Ventures (Growth fund) dengan partisipasi dari Jungle Ventures dan returning investor Fosun RZ dan January Capital.
Mulyono menyebut modal segar ini akan memperkuat neraca Desty setelah perseroan mengumpulkan dana pra-seri A senilai US$3,2 juta setara Rp45,8 miliar yang dipimpin oleh 5Y Capital pada Juli 2021.
- Para Ilmuwan Memperingatkan Varian Baru COVID-19 Botswana dengan Jumlah Mutasi Sangat Tinggi
- Belanja di COURTS Bisa Pakai Pay Later Indodana
- Pacu Hilirisasi, Jokowi Bilang RI Bisa Raup Rp429 Triliun dari Ekspor Bauksit
"Dana yang terkumpul akan digunakan Desty untuk mempercepat pengembangan produk dan akuisisi merchant serta meluncurkan inovasi produk dalam beberapa bulan ke depan," katanya dalam keterangan pers, Jumat, 26 November 2021.
Dia menjelaskan ada beberapa model bisnis yang dikembangkan perusahaan antara lain
pengembangan platform digital bagi pedagang, influencer, dan kreator untuk mempromosikan dan menjual produk mereka sejak Oktober 2020.
Desty telah berkembang pesat dengan fokus hyperlocal pada model bisnis dan penawaran produknya. Desty menawarkan platform yang mudah digunakan, yaitu Desty Page dan Desty Store, bagi pengguna untuk tumbuh di lingkungan digital.
Desty menyediakan alat, layanan, dan aplikasi, yang sebagian besar gratis, tanpa biaya penyiapan dan tanpa berlangganan bulanan. Pengguna dapat mengatur halaman arahan hanya dalam 5 menit.
"Segera, kami akan mengumpulkan 1 juta pembuat dan pedagang menggunakan platform kami. Beberapa merchant utama kami memiliki Desty sebagai saluran penjualan teratas mereka dibandingkan dengan pasar lain," ungkap Mulyono.
Dia memandang di Indonesia semakin banyak pedagang digital yang paham teknologi karena mereka menggunakan alat digital untuk berinteraksi dengan pelanggan.
Tidak heran jika sektor e-commerce Indonesia mengalami pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) dua digit akibat pandemi COVID-19, mencapai US$52 miliar, dan diproyeksikan tumbuh hingga US$104 miliar pada 2025.
Dengan peluang besar ini, Mulyono berharap Desty bisa menjadi yang terdepan dalam mengendarai ombak di industri digital. Perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang kuat dalam lalu lintas dan GMV masing-masing 60% dan 50% (bulan ke bulan/mtm) selama 6 bulan terakhir.
"Kami sangat senang telah didukung oleh investor terkemuka yang percaya pada visi Desty sebagai alat social-commerce terkemuka di Indonesia," katanya.
Saat ini, sekitar 50% pengguna Desty adalah pedagang online, sementara 30% adalah kreator atau influencer. Penjual online mereka antara lain DAMN I Love Indonesia, Luna Habit & Nama Beauty by Luna Maya, Kurumi, Janji Jiwa, dan Haus.
Sedangkan kreatornya adalah Dagelan, Greysia Polii (Peraih Emas Olimpiade Tokyo), Choky Sitohang, Tahi Lalats (Mindblowon Studio), Daisuke Botak, Marcella Eteng, Filda Salim, FootNoteStories, dan masih banyak lagi.
Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan Desty adalah salah satu perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tercepat di bidang digital.
Yang lebih mengesankan adalah bahwa sebagian besar pertumbuhan itu berasal dari akuisisi organik dari mulut ke mulut.
"Kami senang telah mendukung tim Desty dalam mempercepat evolusi industri perdagangan dan media sosial sejak hari pertama. Dengan produk dan pertumbuhan bisnis yang menarik, kami percaya Desty akan menciptakan nilai lebih bagi penjual online dan pembuat konten Indonesia," kata Willson.