Ilustrasi perusahaan rintisan alias start up unicorn dan decacorn di Asia Tenggara, termasuk Indonesia / TrenAsia-Deva Satria
Fintech

Start Up GajiGesa Kantongi Pendanaan Pra-Seri A Rp94,5 Miliar dari Patrick Walujo CS

  • Start up GajiGesa meraih pendanaan pra-seri A senilai US$6,6 juta dari berbagai investor termasuk Northstar Group milik Patrick Walujo.
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Start up GajiGesa meraih pendanaan pra-seri A senilai US$6,6 juta atau setara dengan Rp94,5 miliar. Pendanaan pra-seri A ini dipimpin oleh MassMutual Ventures, investor yang berbasis di Amerika Serikat dan Singapura. 

Selain itu, investor baru yang berpartisipasi yakni January Capital, Wagestream, Bunda Group, Smile Group, Oliver Jung. Ada pula nama Northstar Group termasuk Patrick Walujo, CEO Ula Nipun Mehra, dan APAC Business Lead Stripe Noah Pepper.

Penyertaan modal kali ini juga diikuti oleh investor lama (existing investor) seperti defy.vc, Quest Ventures, GK Plug and Play, dan Next Billion Ventures. 

“Di masa yang penuh gejolak ini, platform kami telah menjadi alat yang sangat berharga bagi pengusaha untuk memberikan solusi sederhana, namun kuat bagi pekerja untuk mengurangi tekanan keuangan,” kata pendiri GajiGesa, Martyna Malinowska dalam keterangan resmi, Selasa 30 Novembe 2021.

Martyna mengungkapkan, GajiGesa berencana menggunakan dana segar untuk mempercepat pengembangan produk, menumbuhkan bisnis di seluruh Indonesia, dan mendorong ekspansi ke pasar tambahan di Asia Tenggara.

“Investasi mereka merupakan bukti tim GajiGesa membangun bisnis dengan fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan yang besar,” kata pendiri sekaligus CEO GajiGesa Vidit Agarwal.

Sebagai infomasi, GajiGesa menyediakan platform manajemen dan kesejahteraan karyawan, yang menawarkan Earned Wage Access (EWA) atau akses upah awal dan layanan keuangan lainnya. Startup ini memungkinkan perusahaan mitra mengelola tenaga kerja dan arus kas. 

Solusi Earned Wage Access GajiGesa memungkinkan karyawan menarik gaji yang diperoleh sesuai permintaan dan lebih cepat dari siklus pembayaran tradisional akhir bulan. Layanan ini diklaim bisa menghapus ketergantungan pegawai terhadap pinjaman online atau pinjol ilegal. 

Martyna mencatat, bisnis GajiGesa tumbuh 40 kali sejak awal tahun. Lebih dari 120 perusahaan bermitra dengan GajiGesa, sehingga start up ini melayani ratusan ribu karyawan di Indonesia. 

Adapun, aplikasi GajiTim yang diluncurkan pada Maret juga sudah menggaet lebih dari 200 ribu pengguna. 

Melalui platform ini, pemberi kerja dapat mengelola layanan terkait tenaga kerja secara digital, seperti upah, kehadiran atau cuti, perhitungan gaji, pembayaran, dan lainnya. Tim GajiGesa juga bertambah dua kali lipat selama enam bulan terakhir.