<p>Irene dan Triawan dengan manajemen Nusantics  / Dok. Nusantics</p>

Start Up Genomika Nusantics Disuntik Modal East Ventures, Triawan Munaf Jadi Komisaris

  • Nusantics, perusahaan rintisan lokal yang bergerak di bidang teknologi genomika, mengumumkan penggalangan modal dengan nilai yang tidak dipublikasikan. Ini dilakukan melalui ronde pendanaan Seri A yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura, East Ventures.

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Nusantics, perusahaan rintisan lokal yang bergerak di bidang teknologi genomika, mengumumkan penggalangan modal dengan nilai yang tidak dipublikasikan. Ini dilakukan melalui ronde pendanaan Seri A yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura, East Ventures.

East Ventures menggandakan dukungan ke Nusantics dengan mengucurkan investasi lanjutan kurang dari setahun setelah memimpin ronde pendanaan tahap awal (seed funding) ke start up tersebut.

Rencananya, Nusantics akan menggunakan investasi kali ini untuk memperkuat kapabilitas penelitian dan pengembangan. Sehingga, mereka bisa meneruskan inovasi di bidang analisis mikrobioma dan alat diagnosis medis.

Nusantics berhasil menggunakan kemampuan perusahaan dalam riset mikrobioma untuk mengembangkan dua generasi alat uji (test kit) COVID-19 berbasis PCR dengan tingkat sensitivitas dan spesifitas tinggi.

Test kit tersebut diklaim mampu mendeteksi beragam mutasi virus corona di Indonesia, termasuk strain virus yang baru-baru ini mewabah di Inggris.

CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri mengatakan, fokus jangka pendek perusahaan adalah turut serta dalam upaya penanggulangan pandemi.

Sedangkan fokus jangka menengah ialah membentuk pemahaman publik tentang keterkaitan antara keanekaragaman mikrobioma dan kesehatan.

Ia bilang, pihaknya ingin berkontribusi dalam mencari solusi dari dampak Anthropocene (dampak manusia ke lingkungan). Caranya dengan memanfaatkan indeks keanekaragaman hayati yang terkait mikrobioma.

“Ini adalah perjalanan yang menantang, tetapi mengasyikkan. Nusantics harus bermanuver antara di antara resesi ekonomi, pandemi, dan potensi biodiversitas Indonesia yang luar biasa,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia.com, Kamis 7 Januari 2021.

Inovasi Nusantics

Alat uji generasi pertama telah distribusikan ke 19 provinsi di penjuru Indonesia sebagai bagian dari gerakan Indonesia PASTI BISA berkolaborasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Kemudian, Nusantics bermitra dengan PT Bio Farma (Persero) dalam pengembangan alat uji generasi kedua yang memangkas proses diagnosis pengujian menjadi tiga kali lebih cepat.

Alat uji ini juga terbukti masih relevan dengan mutasi virus terkini yang terdeteksi mewabah di Inggris.

Bio Farma sendiri diketahui telah memproduksi dan memasarkan kedua generasi test kit tersebut. Kapasitas produksi 1,5 juta test kit per bulan yang bisa ditingkatkan hingga 3 juta alat tes per bulannya.

Inovasi Nusantics tidak berhenti sampai di situ saja. Perusahaan juga berencana mengembangkan produk baru, yaitu test kit yang dapat mendeteksi virus melalui sampel air liur.

Penggunaan air liur dipercaya meningkatkan efisiensi, tingkat keselamatan tenaga medis, dan membuat proses pengambilan sampel menjadi lebih nyaman.

“Metode uji ini juga memungkinkan deteksi potensi penularan karena dapat membedakan sampel mana yang lebih menular [infectious]. Selain itu, kami terus melakukan optimasi agar test kit yang selama ini diproduksi dapat digunakan di semua jenis mesin PCR di Indonesia,” tambah CTO Nusantics, Revata Utama.

Triawan Munaf jadi Komisaris Nusantics

Sejak ronde pendanaan tahap awal diumumkan, Nusantics telah membuka Nusantics Hub di Jakarta. Itu adalah laboratorium mikrobioma pertama di Indonesia yang menyediakan layanan pengujian dan konsultasi untuk perawatan keseimbangan mikrobioma kulit.

Perusahaan rintisan tersebut saat ini juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam proyek penelitian dan pengembangan terkait mikrobioma.

Venture Advisor East Ventures, Triawan Munaf pun bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris di Nusantics membawa serta pengalaman dan jaringannya sebagai politisi dan pebisnis kawakan.

Seperti diketahui, saat ini Triawan juga menempati posisi Presiden Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Teranyar, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Triawan dengan Bintang Mahaputra Utama atas jasanya memimpin Badan Ekonomi Kreatif pada periode 2015-2019.

Triawan menyatakan, generasi muda Indonesia harus terus berinovasi di bidang bioteknologi. Terutama di dalam negeri, serta berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lain, termasuk pemerintah, demi meningkatkan ketahanan lokal.

“Nusantics, telah menunjukan semangat kolaborasi tersebut dan saya sangat senang bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka,” kata Triawan.

Dalam beberapa kesempatan, pemerintah Indonesia menyatakan komitmen untuk mendorong pengembangan kemampuan industri, institusi penelitian, dan institusi pendidikan lokal dalam penguasaan teknologi dan riset.

East Ventures pun menyambut baik hal tersebut sebagai kesempatan bagi anak bangsa untuk unjuk gigi dan merintis perusahaan dalam bidang biosains di Tanah Air.

“Kami bangga memiliki seseorang seperti Pak Triawan yang visioner, punya pemahaman budaya yang luas, dan tidak pernah berhenti mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Tentu, kami akan belajar banyak dari beliau,” tutup Sharlini. (SKO)