<p>Pekerja menyelesaikan pembuatan masker produk handycraft &#8220;Gartinis Corner&#8221; di gerai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan Pertamina di Jakarta, Rabu, 12 Agustus 2020. Pengusaha UMKM yang bisnisnya tertekan pelemahan ekonomi akibat pandemi corona, PT Pertamina akan memberikan bantuan agar pengusaha UMKM bisa bangkit dan kembali memulai bisnisnya. Manager SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto menjelaskan, pelaku UMKM yang menjadi mitra binaan Pertamina akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang mudah dan murah. Penyaluran Dana Pinjaman Program Kemitraan diberikan dengan nilai hingga Rp 200 juta dan jasa administrasi sebesar 3 persen per tahun. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Start Up HIJUP Siapkan Rp100 Miliar untuk Danai UMKM Fesyen Muslim Lokal

  • Platform e-commerce fesyen muslim, HIJUP meluncurkan program pendanaan dan pendampingan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program HIJUP Growth Fund.
Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Platform e-commerce fesyen muslim, HIJUP meluncurkan program pendanaan dan pendampingan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui program HIJUP Growth Fund.

Chief Executive Officer HIJUP, Diajeng Lestari menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan dana senilai Rp100 miliar yang akan disalurkan pada tahun ini hingga tahun depan. Dalam pendanaan awal, terdapat dua UMKM yang sudah menerima pendanaan yakni Buttonscarves dan Puru Kambera. Keduanya diketahui telah menerima pendanaan total sebanyak Rp22 miliar.

“Untuk menciptakan ekosistem bisnis fesyen muslim yang solid, kami ingin mengajak lebih banyak pihak untuk berkolaborasi salah satunya melalui pendanaan untuk UMKM,” kata Diajeng dalam konferensi pers HIJUP Growth Fund, Rabu 25 Agustus 2021.

Peluncuran program pendanaan ini juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun HIJUP yang ke-10. Dengan perjalanan bisnis tersebut, Diajeng melihat potensi UMKM fesyen muslim di Indonesia sangat besar.

Sayangnya, pengembangan UMKM menghadapi banyak tantangan seperti permodalan, strategi bisnis, dan kolaborasi. Untuk itu, ia berharap HIJUP tidak lagi sekadar marketplace, tetapi sebagai ekosistem bisnis.

“Targetnya tentu saja kita ingin dengan ekosistem ini menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” tambah dia.

Inovasi HIJUP juga selaras dengan data Kementerian Perindustrian yang melaporkan bahwa Indonesia merupakan konsumen pakaian jadi terbesar ketiga di antara negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), setelah Turki dan Uni Emirat Arab. 

Konsumsi fesyen muslim Indonesia mencapai US$21 miliar. Sementara, konsumsi fesyen muslim dunia diperkirakan mencapai US$402 miliar pada 2024.

Lebih luas dari fesyen, laporan Global Islamic Economic Indicator (GIEI) menyebutkan potensi pasar global produk halal pada 2023 akan mencapai US$3 triliun. Jumlah tersebut sangat menjanjikan mengingat umat muslim di Indonesia mencapai 231 juta jiwa.