Steakholder Foods.
Dunia

Startup Kuliner Israel Bidik Pasar Muslim Indonesia

  • Startup kuliner Israel melihat ASEAN menjadi pasar yang menjanjikan untuk inovasi layanan mereka. Pakar riset pasar GWI memprediksi ada 29,8 juta konsumen potensial daging buatan dan budidaya di Asia Tenggara.

Dunia

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Perusahaan rintisan atau startup asal Israel, Steakholder Foods, tengah menjajaki produk halal bagi konsumen Muslim. Hal ini setelah mereka melihat potensi pasar kuliner di negara-negara mayoritas beragama Islam seperti Indonesia dan Malaysia. 

Sebelumnya Steakholder mengembangkan produk belut dan kerapu cetak 3D bersama Umami Meats di Singapura. Wakil Presiden Pemasaran Steakholder, Mor Glotter-Nov, mengatakan potensi permintaan produk kuliner berbasis teknologi di negara muslim ASEAN cukup tinggi. 

Pihaknya mengatakan penting untuk mengenali kesamaan antara persyaratan diet halal Yahudi dan Muslim. "Hukum diet dan halal menekankan prinsip kebersihan, sumber etis, dan metode persiapan khusus yang serupa," ujar Mor Glotter-Nov, dikutip dari Asia Nikkei Review, Selasa 25 Juli 2023.

Menurut dia, Steakholder berkomitmen memenuji standar dan persyaratan yang relevan terkait penyediaan layanan tersebut. “Meskipun kami tidak bisa menjamin persetujuan halal atau halal tertentu pada tahap ini,” ujar Mor Glotter-Nov. 

Merujuk data lembaga think tank Good Food Institute, Amerika Serikat menjadi pasar protein alternatif potensial dengan nilai US$6,78 miliar selama 2020 - 2022. Pasar selanjutnya disusul Israel dengan US$1,19 miliar, China US$210 juta dan Singapura US$300 juta. 

Meski demikian, startup kuliner Israel melihat ASEAN tetap menjadi pasar yang menjanjikan untuk inovasi layanan mereka. Pakar riset pasar GWI memprediksi ada 29,8 juta konsumen potensial daging buatan dan budidaya di Asia Tenggara. 

Namun risiko politik juga ada di depan mata lantaran Israel tak memiliki hubungan baik dengan negara Muslim. Indonesia dan Malaysia sendiri tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Uni Emirat Arab dan sejumlah negara tetangga mereka bahkan menolak keberadaan negara Yahudi sejak didirikan pada 1948. 

Meski demikian, hambatan ideologis tersebut diperkirakan tidak akan menghentikan startup kuliner Israel untuk menyasar pasar Muslim Asia Tenggara. Startup Aleph Farms bahkan sudah berancang-ancang untuk menerobos tantangan tersebut. “Sudah waktunya bagi kami menghapus silo yang telah dibangun dari waktu ke waktu dan memikirkan solusi integratif,” ujar Direktur Pasar dan Pengembangan Aleph, Gary Brenner.

Singapura jadi Pijakan Awal

Pihaknya berencana memposisikan Singapura sebagai landasan peluncuran produk mereka ke Asia Tenggara dan Asia Pasifik. “Kami akan meninjau peraturan yang diperlukan untuk memasuki wilayah lainnya,” imbuh Brenner.

Senada Steakholder, Aleph ingin membangun pijakan di pasar ASEAN dengan sederet penawaran produk halal. Mereka membuat steak yang dibudidayakan langsung dari sel daging sapi yang tidak dimodifikasi. Di Singapura, Aleph Farms memiliki perjanjian dengan Esco Aster, organisasi manufaktur. Kerja sama ini untuk memproduksi daging yang dibudidaya. 

Mereka berencana membangun fasilitas bersertifikasi halal pertama di dunia untuk daging budidaya. Hal ini untuk mendapatkan persetujuan atas produk yang ditujukan bagi kalangan Muslim. 

"Di Indonesia, saya tidak tahu bagaimana orang akan berpikir. Beberapa orang mungkin memiliki keberatan politik. Namun pada akhirnya, Anda menyerahkan kepada orang-orang untuk memilih apa yang ingin mereka beli,” ujar Mantan Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni.