20220423_174853.jpg
Destinasi & Kuliner

Stasiun Jebres, Stasiunnya Bangsawan Keraton Solo di Masa Lampau

  • Stasiun Jebres menjadi lokasi favorit bagi para bangsawan keraton serta pejabat kolonial ketika hendak bepergian.

Destinasi & Kuliner

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Kota Solo memiliki sejumlah stasiun yang berfungsi sebagai tempat naik turun bagi para penumpang kereta api yang hendak bepergian. Hingga saat ini, terdapat lima buah stasiun aktif yang berada di Kota Bengawan. Namun diantara lima stasiun tersebut, Stasiun Solo Jebres menjadi salah satu yang memiliki keunikan yang tidak dimiliki stasiun lain.

Stasiun Jebres dibangun pada kurun waktu tahun 1880-1884 oleh sebuah maskapai kereta api negara milik Hindia Belanda yang bernama StaatsSpoorwegen (SS). Bangunan stasiun ini dibangun di atas lahan yang pada saat itu masih menjadi milik Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo. 

Pembangunan stasiun ini berbarengan dengan dibangun dan dioperasikannya lintasan kereta api yang menghubungkan Surakarta-Madiun-Surabaya. Bangunan yang memakai langgam gaya arsitektur Indische Empire ini terletak sangat strategis. Lokasinya berada dekat dengan pusat Keraton Solo. 

Selain itu, stasiun ini dekat dengan bangunan penting lainnya seperti Benteng Vastenburg dan kawasan pecinan. Tak ayal jika stasiun ini menjadi lokasi favorit bagi para bangsawan keraton serta pejabat kolonial ketika hendak bepergian. 

Era pemerintahan SISKS Pakubuwono X menjadi puncak ketenaran bangunan ini sebagai stasiunnya bangsawan. Sang raja sering melancong ke luar daerah dengan menggunakan kereta api melalui stasiun ini. Raja termahasyur dari Surakarta ini bahkan juga memiliki kereta wisata pribadi yang kerap dipakainya dalam berbagai kunjungan ke luar daerah melalui stasiun ini. 

Keunikan lainnya dari stasiun ini yaitu terdapat ruang khusus utnuk tempat tunggu bagi raja dan para kerabatnya ketika hendak menggunakan kereta api. Ruangan ini masih ada dan dipertahankan hingga saat ini meskipun sudah jarang dipakai. Karena keunikannya, stasiun ini mendapat julukan sebagai Stasiun Solo Kasunanan (SK). Bahkan nama tersebut menjadi kode singkatan baku yang dipakai oleh PT KAI dalam menandai stasiun tersebut. 

Berkat nilai historis yang tinggi serta bentuk bangunan yang unik dan bersejarah, stasiun ini ditetapkan sebagai cagar budaya. Hal ini supaya bangunan tetap dikondisikan dalam kondisi aslinya sehingga nilai historisnya dapat dinikmati para generasi mendatang.

Meskipun tidak lagi disinggahi oleh raja selayaknya pada era kejayaannya, Stasiun Solo Jebres hingga kini masih menjadi tempat vital perkeretaapian karena letaknya yang menjadi penguhubung antara Yogyakarta, Semarang, dan Madiun. 

Terdapat beberapa kereta api regular jarak jauh yang berhenti di stasiun ini. Selain itu, Solo Jebres juga melayani perjalanan Commuter Line rute Palur-Yogyakarta yang beroperasi tiap harinya.