Ilustrasi hujan
Nasional

Strategi Antisipasi Musim Hujan, Pemkot Surabaya Kebut Pengerjaan Saluran

  • Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi adanya genangan saat datangnya musim hujan.

Nasional

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi adanya genangan saat datangnya musim hujan. Berbagai upaya itu dilakukan mulai dari melakukan normalisasi saluran hingga menjaga kontinuitas rumah pompa.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi datangnya musim hujan yang diprediksi tiba pada akhir September 2023. Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana terlebih dahulu, kemudian saluran akan didalamkan dan pompa akan dijaga kontinuitasnya. 

Lilik menyebutkan bahwa saat ini yang menjadi fokus utama pihaknya adalah menyelesaikan proyek saluran seperti box culvert. Pasalnya, ketika akan memasang box culvert, saluran di sekitarnya harus ditutup. 

"Ketika memasang box kan harus membuntu saluran. Nah, itu kekhawatiran kita ada beberapa paket jalan, ketika hujan namanya kisdam tidak dibuka, itu potensi menimbulkan genangan. Makanya saya minta teman-teman ngecek di lapangan kalau buat kisdam itu yang tidak permanen, tapi bisa cepat dibuka. Itu target kita sekarang," kata Lilik Arijanto, seperti yang dikutip Trenasia pada Selasa, 26 September 2023.  

Ia juga menjelaskan bahwa sekarang ini terdapat sekitar 100 titik pekerjaan saluran di Kota Surabaya. Jumlah proyek saluran tersebut tidak hanya dikerjakan oleh DSDABM namun juga melalui Dana Kelurahan (Dakel). Jika ditotal bisa sekitar 100 lokasi, dan persentase pekerjaan sudah 70 persen lebih sehingga tidak akan ada masalah sampai akhir tahun.

Di samping itu, Lilik juga menyatakan telah melakukan evaluasi terhadap beberapa kawasan yang rawan terjadi genangan saat musim hujan. Salah satunya di kawasan Jalan Mayjend Sungkono Surabaya. Hal ini karena di wilayah tersebut ada banyak utilitas yang posisinya dapat membuat saluran menjadi buntu. 

Sedangkan terkait dengan adanya sampah yang menyumbat saluran, Lilik memastikan bahwa ada tim yang secara kontinu berkeliling melakukan pemeriksaan. Tim tersebut bertugas membersihkan sampah yang ada di setiap saluran atau gorong-gorong.

Di samping itu, Lilik juga menyatakan, bahwa 30 persen pekerjaan saluran yang belum dikerjakan tersebut berada di perkampungan dan jalan-jalan besar. Karenanya, saat ini yang rawan terjadi genangan justru berada di kawasan perkampungan. Misalnya, Lilik mencontohkan, ketika terjadi genangan di Jalan Mayjend Sungkono Surabaya beberapa bulan lalu. Genangan tersebut disebabkan karena pelapis tanggul sungai di kawasan Kembang Kuning Surabaya yang ambrol. 

Meski demikian, Lilik memastikan bahwa kerusakan tanggul sungai di Kembang Kuning saat itu telah dilakukan perbaikan. Karenanya, ia optimis ke depan saat turun hujan, genangan Jalan Mayjend Sungkono bisa diantisipasi. 

Meski demikian, Lilik juga tak menampik potensi genangan di Jalan Mayjend Sungkono masih bisa terjadi ketika turun hujan deras. Sebab menurutnya, hal itu dikarenakan kawasan tersebut masih perlu dilakukan pelebaran saluran. Selain itu, pelaksanaan pembuatan pedestrian beberapa tahun lalu masih menggunakan saluran lama, dan yang direhab lebih banyak saluran sisi utara. Oleh karena itu, di tahun 2024 akan dibuat pekerjaan di sana untuk menambah kapasitas saluran-saluran.