Strategi Erick Thohir Jadi Benteng Krisis Pangan dan Energi
- Kementerian BUMN saat ini terus mengupayakan penguatan kerjasama dalam bidang ketahanan pangan dan energi di Tanah Air.
Nasional
JAKARTA - Kementerian BUMN saat ini terus mengupayakan penguatan kerja sama dalam bidang ketahanan pangan dan energi di Tanah Air.
Seperti yang Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampaikan dalam pidato pembukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) bahwa jangan sampai masyarakat menyepelekan pupuk.
Kendati demikian, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, Kementerian BUMN lewat Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) siap mendukung ketahanan pangan lewat penyediaan pupuk di Indonesia demi menjaga stabilitas harga pangan.
"Kami menyadari pupuk berperan strategis dalam ketahanan pangan. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri pupuk, Kementerian BUMN sudah menetapkan jalan hingga aliansi strategis dalam penyediaan pupuk berkualitas," kata Erick Kamis, 17 November 2022.
- Melonjak hingga Rp15.000, Berikut Harga Emas Antam Hari Ini
- IHSG Rebound Jelang Akhir Pekan, Inilah Saham Rekomendasi dari BNI Sekuritas Hari Ini!
- Jadi Tuan Rumah KTT G20, Ini 5 Keuntungan bagi Perekonomian Indonesia
Lebih lanjut, saat ini menurut Erick, Kementerian BUMN sudah menjalin kerja sama hingga berkolaborasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Erick menegaskan, bahwa Indonesia harus fokus pada ekosistem yang dibangun oleh masyarakat itu sendiri.
Lebih lanjut, masyarakat Indonesia harus menguasai rantai pasok yang tak hanya memakmurkan petani Indonesia, tapi juga punya peran akan kebutuhan pangan dunia.
"Hal itu selaras dengan keinginan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia harus membangun sebuah BUMN pangan yang kuat untuk merealisasikan visi Indonesia 2045 yaitu peningkatan ketahanan pangan nasiona," katanya.
Maka dari itu, menurutnya salah satu Holding BUMN Pangan yaitu ID FOOD terus berupaya untuk memperkuat ekosistem pangan dengan meningkatkan inklusivitas bagi petani, peternak dan nelayan.
Pada pertemuan di Forum Business 20 (B20) ID FOOD menjajaki peluang kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam pertemuan tesrsebut ID FOOD membahas mengenai potensi kerja sama guna meningkatkan sektor perdagangan pangan di antaranya palm fruit, Indonesia tropical furit, kolaborasi pelaku usaha pangan serta private sector lokal di Tanah Air.
Selain memproduksi, ID FOOD juga akan bergerak pada hasil pengolahan hasol pangan, penyimpanan pangan (cold storage) serta sektor perdagangan dan logistik sebagai komtimen dalam menjaga ketersediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Saat ini, ID FOOD bersinergi dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Perum Perhutani, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Asuransi Jasa Indonesia, dan PT Asuransi Kredit Indonesia dalam program Makmur untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Kementerian BUMN pada Sektor Energi
Menteri BUMN Erick Thohir juga saat ini sedang fokus untuk menggalakkan transisi energi berkelanjutan. Karena hal tersebut adalah salah satu isu yang disorot selama gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20).
Erick mengklaim pemerintah telah menyampaikan komitmennya dalam mempercepat transisi energi lewat target bauran energi dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 serta pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Hal itu terbukti pada tanggal 12 September 2022 silam, di mana Erick menerbitkan imbauan resmi mengenai percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan.
"Maka dari itu saya menginisiasi dibentuknya PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) pada Maret 2021 sebagai bagian dari peta jalan pengembangan baterai kendaraan listrik yang dilakukan oleh BUMN, hasil kerja sama MIND ID, Antam, PLN dan Pertamina," kata Erick.
- 42 Perusahaan Akan Gelar Right Issue untuk Tambah Modal, Lebih dari Sepertiganya Sektor Finansial
- Per 16 November 2022, BEI Kantongi 15 Perusahaan yang Mau IPO Tahun Depan
- Adaro (ADRO) Menangkan Tender Pembangunan PLTB di Kalimantan, Jadi Penawaran Terendah Sepanjang Sejarah
Erick juga menyampaikan bahwa saat KTT G20 kemarin, BUMN menunjukkan komitmennya kepada energi hijau.
Seperti contoh PT Bukit Asam Tbk bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) mewujudkan energi ramah lingkungan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di jalan tol Bali Mandara.
Lalu, PLN dan Pertamina Patra Niaga yang telah mengembangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station untuk mendukung operasional kendaraan listrik saat acara G20 berlangsung.
Tak ketinggalan, PT INKA (Persero) yang turut memproduksi bus listrik untuk transportasi umum delegasi KTT G20 di kawasan Nusa Dua sebagai bentuk komitmen mendukung pemerintah melakukan peralihan kendaraan dari bahan bakar fosil ke kendaraan bertenaga listrik.
Selain mobil listrik, perusahaan BUMN yang fokus di bidang energi dan pertambangan yaitu PLN, Pertamina dan MIND ID punya inisiatif lengkap terkait energi, termasuk membangun sistem yang inovatif.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury yang mengambil contoh PLN.
"PLN saat ini telah menunjukkan komitmennya dengan melakukan berbagai upaya mengurangi pemakaian batu bara pada pembangkit listrik, di antaranya menghapus 2 Gigawatt (GW) penggunaan batu bara dari pembangkit listrik," kata Pahala.
Selain itu, Pahala menambahkan, PLN saat ini sudah menggandeng berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam pengembangan EBT, misalnya ACWA Power, salah satu perusahaan energi dari Arab Saudi, yang saat ini sedang menjajaki kerja sama untuk pembangunan EBT sebesar 600-800 Megawatt dan green hydrogen sebesar 100 Megawatt dengan total investasi US$12-16 miliar.
Selain dari sektor pertambangan, sumber energi terbarukan juga turut disumbangkan oleh Holding BUMN Perkebunan yaitu PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III.
Diawali dengan peresmian PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo pada 7 Oktober 2022 silam, PTPN III terus berinovasi salah satunya dengan membangun industri Bioetanol berbasis tebu yang bekerja sama dengan Pertamina sebagai offtaker.
Sebelumnya bioetanol berbasis tebu sudah diterapkan di Brazil, dimana saat itu penerapan campuran bioetanol dalam bahan bakar di Brazil menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
"Kami proyeksikan pada 2030, PTPN lewat SugarCo memiliki potensi peningkatan produksi bioetanol secara nasional hingga sebesar 1,2 juta kiloliter. EBT ini diharapkan mampu berkontribusi mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak nasional," imbuhnya.
- Melonjak hingga Rp15.000, Berikut Harga Emas Antam Hari Ini
- IHSG Rebound Jelang Akhir Pekan, Inilah Saham Rekomendasi dari BNI Sekuritas Hari Ini!
- Jadi Tuan Rumah KTT G20, Ini 5 Keuntungan bagi Perekonomian Indonesia
Sebagai informasi, Bioetanol adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol yang diperoleh dari hasil fermentasi bisa memiliki berbagai macam kadar.
Adapun Bioetanol dengan kadar 90-94% disebut bioetanol tingkat industri. Jika bioetanol yang diperoleh berkadar 94-99,5% maka disebut dengan bioetanol tingkat netral. Umumnya bioetanol jenis ini dipakai untuk campuran minuman keras, dan yang terakhir adalah bioetanol tingkat bahan bakar.
Kadar bioetanol tingkat ini sangat tinggi, minimal 99,5%. Dewan Standarisasi Nasional (DSN) telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bioetanol.
Lalu, Pahala menambahkan saat ini, BUMN akan mulai melakukan uji coba untuk perdagangan karbon. Pada tahap awal, perdagangan karbon ini masih bersifat sukarela.
Lebih lanjut, Pahala menegaskan, BUMN yang menghasilkan karbon diminta untuk melakukan voluntary carbon trading.
"Perdagangan karbon adalah kegiatan jual beli kredit karbon, dimana pembeli menghasilkan emisi karbon melebihi batas yang ditetapkan," kata Pahala.
Sementara, kredit karbon adalah representasi dari hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya.
Pahala juga mengatakan untuk saat ini sudah ada penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara BUMN satu dengan BUMN yang lainnya.
"LoI itu berisi BUMN yang punya kredit karbon seperti Perhutani bisa dibeli BUMN lainnya yang membutuhkan kredit karbon untuk bisa mencapai target penurunan emisi karbon," ungkapnya.