Strategi Lippo Karawaci di Tengah Badai Pandemi COVID-19
Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menerapkan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat posisi keuangannya dalam menghadapi ketidakpastian pasar akibat merebaknya virus corona baru (COVID-19).
Industri
Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menerapkan sejumlah langkah strategis untuk memperkuat posisi keuangannya dalam menghadapi ketidakpastian pasar akibat merebaknya virus corona baru (COVID-19).
CEO Lippo Karawaci John Riady mengaku telah membuat sejumlah keputusan yang menempatkan perusahaan berkode saham LPKR itu di posisi terbaik bagi para karyawan, pelanggan, serta pemegang saham.
Dalam keterangan pers yang dipublikasikan pada Senin, 30 Maret 2020, menyebutkan saat ini Lippo Karawaci memiliki kas lebih dari Rp3,5 triliun dalam bentuk tunai secara substansial dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan Singapura. Saat yang sama, tingkat utang bersih terhadap ekuitas perseroan tercatat hanya 21%.
Menurutnya, hal itu memastikan perseroan berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi dampak pandemi COVID-19.
Adapun, Perseroan melakukan aksi korporasi yakni divestasi perseroan di First REIT (Real Estate Investment) berhasil memperoleh Rp851,7 miliar. Angka tersebut dari penjualan selama Juni 2019 hingga Februari 2020.
Selain itu, perseroan melakukan penyesuaian strategi lindung nilai (hedging) pada kuartal I-2020 ketika nilai tukar rupiah berada pada Rp13.700 per dolar AS. Perseroan menghasilkan US$60 juta dengan memindahkan hedging dari Rp15.000 ke Rp17.000 untuk nilai pokok obligasi.
Kemudian, perseroan juga melakukan pembiayaan kembali obligasi senilai US$425 juta yang jatuh tempo pada tahun 2022 menjadi tahun 2025. Perseroan juga mengamankan pinjaman modal kerja senilai Rp700 miliar dengan bank lokal.
Selain aksi-aksi korporasi itu, emiten peroperti milik konglomerat Mochtar Riady tersebut tengah berupaya untuk memangkas biaya operasional, belanja modal, serta modal kerja pada tahun fiskal 2020.
“Minggu ini, perseroan telah mengumumkan pengurangan jam operasional di berbagai mal dan hotel. Aksi ini akan menghasilkan strategi penghematan biaya untuk tiga bulan ke depan,” ujar John.
Di sisi lain, anak perusahaannya yakni PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) berhasil mengantongi penjualan rumah tapak sebesar Rp262,6 miliar atau sebanyak 304 rumah dengan meluncurkan Waterfront Estates. Perseroan menyebutkan pencapaian itu melebihi target awalnya yang hanya 250 rumah.
Menurut dia, hal itu membuktikan pulihnya bisnis inti perseroan serta memvalidasi strategi bisnis perumahan tapak yang terjangkau. (SKO)