Strategi Rebound Fintech: Gaet UMKM Sektor Kesehatan
JAKARTA – Industri Fintech Peer to Peer Lending (P2PL) merespons dampak COVID-19 dengan menggaet sektor kesehatan guna bahu-membahu menangkal virus dengan tetap memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Di sisi lain, Fintech P2PL tetap harus mempertahankan ekosistem bisnisnya, dalam hal ini UMKM menjadi banyak prioritas pendanaan di berbagai platfrom pembiayaan. “Oleh karena itu, saat […]
Industri
JAKARTA – Industri Fintech Peer to Peer Lending (P2PL) merespons dampak COVID-19 dengan menggaet sektor kesehatan guna bahu-membahu menangkal virus dengan tetap memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Di sisi lain, Fintech P2PL tetap harus mempertahankan ekosistem bisnisnya, dalam hal ini UMKM menjadi banyak prioritas pendanaan di berbagai platfrom pembiayaan.
“Oleh karena itu, saat ini kami berfokus pada industri yang berkaitan dengan pengeluaran Pemerintah. Dengan kata lain, Pemerintah sebagai Payor dari pinjaman yang diajukan oleh Borrower kami,” kata Adrian Gunadi, CEO Investree kepada Trenasia, Rabu 23 April 2020.
Adapun UMKM prioritas yang diberikan kemudahan akses pembiayaan selama krisis COVID-19 adalah produsen Alat Pelindung Diri (APD) atau melakukan jasa antar kebutuhan medis.
Hal ini lantaran tingginya permintaan instansi penyedia alat-alat kebutuhan medis untuk pengadaan di RSUP dan RSUD seluruh Indonesia melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dalam hal ini, Investree bekerja sama dengan beberapa anggota Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium di Indonesia (Gakeslab Indonesia).
Strategi ini juga dimaksudkan untuk menjawab keraguan investor/ lender individu yang diakui Adrian cenderung turun sejak adanya pandemi. Tren yang terjadi saat ini menunjukkan banyak orang cenderung menyimpan uang atau kas tunainya dan enggan berinvestasi di tengah ketidakpastian saat ini.
“Tapi kami sudah lakukan berbagai langkah untuk mengajak Lender individu berinvestasi dan memastikan bahwa tetap nyaman melakukan pendanaan di Investree,” tambah dia.
Meski tidak dapat memaksa preferensi lender individu, Investree menggunakan pendekatan strategis dengan memanfaatkan kontribusi lender Institusi yang ada di Investree yang telah bekerja sama melalui skema loan channeling.
Sebagai informasi, Investree baru saja mengumumkan pendanaan seri C, di mana seri C ini dipimpin oleh dua lembaga keuangan dari Jepang dan Indonesia. Adapun lembaga yang menyuntikkan dananya ke Investree yaitu MUIP, perpanjangan usaha ventura dari Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc. (MUFG), dan BRI Ventures, perpanjangan usaha ventura dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai bank BUMN terbesar di Indonesia.
Perihal rebound pascapandemi, Adrian mengaku sejumlah kebijakan yang diterapkannya saat ini merupakan bentuk bertahan hidup saat ini dan persiapan rebound nanti. Dia optimis jika kejelian menganalisis peluang usaha dapat turut membuka peluang pulihnya perekonomian, terutama UMKM.
“Menyasar industri baru agar mereka memanfaatkan peluang pembiayaan yang ada di Investree ini dirasa menjadi poin paling efektif sebagai strategi ‘ganjalan’,” tukas Adrian.