Strategi untuk Mengatasi Risiko Pembiayaan Berkelanjutan
- Meskipun risiko tersebut sering dianggap terpisah, laporan ini menyoroti bagaimana semua risiko terkait dapat diatasi melalui pendekatan yang cermat dalam penataan dan pembiayaan proyek.
Dunia
JAKARTA - Dalam laporan terbaru "Unlocking Climate and Development Finance" dari grup Citibank melalui Citi Global Perspectives & Solutions (Citi GPS), diungkapkan bahwa risiko pembiayaan merupakan elemen krusial yang harus dipertimbangkan dalam setiap proyek pembangunan berkelanjutan.
Meskipun risiko tersebut sering dianggap terpisah, laporan ini menyoroti bagaimana semua risiko terkait dapat diatasi melalui pendekatan yang cermat dalam penataan dan pembiayaan proyek.
Pentingnya studi kelayakan sebagai langkah awal dalam proses pengembangan proyek menjadi sorotan utama.
- Gurita Bisnis Prabowo Subianto, Capres Terkaya Berharta Rp2 Triliun
- Serangan Ransomware Melonjak Dua Kali Lipat Sepanjang 2023
- Simak! 3 Hal yang Tidak Boleh Anda Lakukan di Hotel
Pemerintah atau lembaga keuangan global seperti Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Bank/MDB) memegang peran kunci dalam mendanainya melalui hibah atau ekuitas.
Inovasi menarik muncul dalam bentuk hibah yang dapat dikonversi menjadi ekuitas seiring berjalannya proyek.
Laporan Citibank mencatat bahwa modal awal dari sektor publik atau ekuitas menjadi krusial untuk memungkinkan tahap eksplorasi.
Dalam hal ekuitas, peran aktif dari sponsor proyek sangat penting. Tahap selanjutnya melibatkan pinjaman proyek dan obligasi proyek, dengan biaya modal menjadi faktor utama bagi kelangsungan proyek.
Ditekankan pula bahwa biaya modal tetap menjadi pertimbangan kunci, terutama dalam proyek-proyek yang dihadapi oleh risiko negara.
Laporan mengutip data Badan Energi Internasional (International Energy Agencey/IEA) dan International Finance Corporation (IFC) yang menunjukkan bahwa proyek energi bersih di pasar negara berkembang memiliki proporsi biaya yang tinggi terkait dengan risiko negara.
Laporan juga menyoroti tantangan bagi negara-negara pada tahap awal pembangunan dalam menarik modal swasta.
Dalam konteks ini, sektor pertambangan dan minyak dan gas muncul sebagai contoh sukses, mencerminkan pentingnya aliran pendapatan yang stabil.
Inisiatif utama yang diusulkan adalah reformasi produk MDB untuk mengkonversi lebih banyak utang menjadi utang tanpa jaminan, meningkatkan daya tarik bagi investor. Namun, pentingnya perlindungan reputasi perusahaan multinasional besar harus dipertimbangkan.
- Emiten Konstruksi Asri Karya Lestari (ASLI) IPO, Buka Harga Rp100-130 per Lembar Saham
- Punya Gaji di Bawah Rp15 Juta? Siap-siap Hidup Susah di Jakarta
- Apple Bakal Rilis Macbook Air M3 Maret 2024
Laporan menyoroti bahwa pemain regional dapat memainkan peran kunci dalam proyek-proyek di pasar negara berkembang, terutama dengan penarikan perusahaan multinasional besar dari investasi luar negeri.
Kolaborasi dan kerja sama dengan pemain lokal menjadi kunci untuk mengatasi risiko dan memobilisasi investasi.
Selain itu, laporan Citi menunjukkan bahwa pencampuran modal swasta dengan dukungan sektor publik, filantropi, atau keuangan dapat menjadi solusi untuk mengisolasi sebagian risiko atau kerugian, terutama dalam sektor-sektor yang membutuhkan investasi tinggi.
Dengan penekanan pada kebutuhan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, laporan ini mengingatkan bahwa investasi swasta mandiri dalam bidang yang paling dibutuhkan sering kali sulit diwujudkan.
Oleh karena itu, pendekatan holistik dan kolaboratif diperlukan untuk memajukan proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan.